"Banyak lembaga atau pesantren yang memerlukan identitas, sehingga melakukan pemesanan sesuai dengan keinginan," terangnya. Kamis (6/4/2023).
Pria kelahiran Lamongan, 7 Februari 1986 itu menuturkan, kalau pemesan songkok tidak hanya datang dari pesantren di Kabupaten Probolinggo saja. Melainkan banyak juga yang berasal dari luar pulau, seperti Sumatera, Kalimantan dan NTB. Penjualan dilakukan, dengan sistem datang ke tempat atau melalui online.
Saat ini, Ubaid sudah memiliki 8 orang karyawan yang mampu, memproduksi 160 songkok dalam sehari. Jumlah tersebut, untuk memenuhi kebutuhan pesanan dari pesantren ataupun lembaga yang memesan.
Selain songkok, usahanya juga menerima pesanan motif bordir. Termasuk seragam sekolah, baju koko, dasi, selempang wisuda, dan bordir lainnya. Usaha tersebut, juga meningkat di momen ramadan ini.
Editor : Ahmad Hilmiddin