PROBOLINGGO, iNewsProbolinggo.id - Bulan Ramadan 1444 hijriah, membawa berkah bagi umat muslim. Tidak terkecuali, pada pengrajin usaha songkok atau kopiah bordir yang berlokasi di Desa Rangkang, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo.
Di mana usaha Pesantren Tahfidhil Qur'an Riyadlus Sholihin itu, mengalami peningkatan penjualan selama bulan ramadan. Diketahui usaha songkok CV Dubai Indonesia Group itu, dikelola oleh sepasang suami istri Abdullah Ubaid dan Durrotun Nashihah.
Usaha songkok dengan merk Dubai Moslem Wear tersebut, terletak di sekitar 1,9 meter dari Alun-alun Kota Kraksaan. Berdekatan dengan Pondok Pesantren Syekh Abdul Qadir Al-Jailani (Saqa), Desa Rangkang, Kraksaan, Probolinggo.
Saat ditemui di lokasi usahanya, Muhammad Ubaidillah mengatakan, kalau penjualan songkok pada ramadan ini mengalami peningkatan, dibanding sebelum ramadan. Tak tanggung-tanggung, peningkatannya hingga 50 persen.
Hal itu dikarenakan, pada ramadan ini banyak sekolah atau pesantren yang mulai aktif kembali. Seiring dengan hal itu, pemesan songkok bordir berdatangan. Mereka memesan sesuai dengan identitas sekolah atau pesantrennya.
"Banyak lembaga atau pesantren yang memerlukan identitas, sehingga melakukan pemesanan sesuai dengan keinginan," terangnya. Kamis (6/4/2023).
Pria kelahiran Lamongan, 7 Februari 1986 itu menuturkan, kalau pemesan songkok tidak hanya datang dari pesantren di Kabupaten Probolinggo saja. Melainkan banyak juga yang berasal dari luar pulau, seperti Sumatera, Kalimantan dan NTB. Penjualan dilakukan, dengan sistem datang ke tempat atau melalui online.
Saat ini, Ubaid sudah memiliki 8 orang karyawan yang mampu, memproduksi 160 songkok dalam sehari. Jumlah tersebut, untuk memenuhi kebutuhan pesanan dari pesantren ataupun lembaga yang memesan.
Selain songkok, usahanya juga menerima pesanan motif bordir. Termasuk seragam sekolah, baju koko, dasi, selempang wisuda, dan bordir lainnya. Usaha tersebut, juga meningkat di momen ramadan ini.
"Awalnya memang konveksi, cuma karena pandemi kemarin kita beralih ke songkok, jadi kalau memang ada yang pesan hijab, atau seragam kami siap," ucapnya.
Ayah tiga anak tersebut menceritakan, kalau ia merintis usaha songkok sejak tahun 2020 lalu. Di mana saat itu, usaha konveksinya terhenti karena pandemi. Lalu ia bertekad memproduksi songkok, namun songkok yang sedikit berbeda.
Ide membuat songkok kemudian muncul, hingga ia mulai memanggil sejumlah karyawannya, untuk diajarkan cara menjahit songkok. Karena ilmu menjahit konveksi yang sebelumnya dimiliki oleh karyawannya, tidak sama dengan cara menjahit songkok.
"Alhamdulilah saat ini sudah berjalan, dan beberapa waktu lalu saya membeli mesin bordir untuk mempermudah pekerjaan karyawan," paparnya.
Saat ditanya mengenai omset, Ubaid enggan untuk menerangkannya secara detail. Namun yang pasti, omset itu cukup untuk membayar 8 karyawannya. Dan juga dapat memberikan pemasukan, kepada pesantren milik mertuanya itu.
Editor : Ahmad Hilmiddin