get app
inews
Aa Read Next : Pertahankan Hukum Islam, PWNU Jatim Gelar Halaqoh di Ponpes Zainul Hasan Genggong

Nun Abdul Jalil, Ulama’ Zuhud yang Sering Mengirim Surat ke Nabi Hidir dan Bertemu Rosulullah

Selasa, 26 Juli 2022 | 00:02 WIB
header img
Nun Abdul Jalil merupakan Ulama' Zuhud dari Pesantren Zainul Hasan Genggong. (Dok. PZH Genggong)

PROBOLINGGO, iNews.id – Berbicara Pesantren Zainul Hasan juga tak terlepas dari Nun Abdul Jalil (panggilan mulia bagi kiai), begitulah sapaan akrab sosok kiai putra dari pasangan Kiai Ahmad Nahrawi dan Nyai Marfu’ah ini. Pernikahan beliau dengan nyai Mi’atun dikaruniai seorang putri bernama ruwaidah yang meninggal pada usia tujuh bulan.

Peristiwa meninggalnya putri beliau cukup ironis, jika kebanyakan para orang tua berdo’a untuk kesehatan dan keselamatan anaknya, beliau justru berdo’a agar putri semata wayangnya segera meninggal dan kembali ke sisi Allah S.W.T. beliau mendo’akan putrinya meninggal agar kelak di akhirat menjadi “wildan” (anak yang menunggu kehadiran orang tuanya untuk masuk surga).

Beliau wafat dalam usia 27 tahun pada selasa wage tanggal 1 Robi’ul Awal 1378 H yang bertepatan dengan tanggal 10 Juni 1967 M.

Di komplek pesantren Zainul Hasan Genggong, beliau dikenal sebagai kiai yang ‘alim dengan pesona kezuhudannya, hal tersebut dapat dilihat dari kehidupan sehari-harinya yang sangat sederhana.Dirumah yang hanya berdinding “gedek” (anyaman bambu) dengan lantai tanpa ubin dan beralaskan tikar yang telah robek disana-sini, bahkan tempat tidur beliaupun terbuat dari bambu tanpa kasur. Namun, beliau senantiasa hidup ikhlas dan selalu berserah diri kepada Allah sang pencipta alam semesta.

Kezuhudan beliau juga nampak pada pakaiannya yang compang-camping penuh tambalan. Jahitan demi jahitan baju dan sarung beliau sangat tidak rapih bahkan kontras antara benang jahitan dan baju yang ditambal. Dikalangan para santri dan masyarakat sekitar, beliau dikenal sebagai sosok kiai yang enggan memikirkan duniawi. Ketika beliau wafat pun hanya memiliki satu kain sarung saja, itupun kain sisa-sisa empat sarung lama beliau yang dijahit menjadi satu.

Editor : Ahmad Hilmiddin

Follow Berita iNews Probolinggo di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut