Selain itu, kata Agus Budi, ada karyawan yang melayani pengisian BBM yang menggunakan jiregen. "Jadi ketahuan langsung pihak Pertamina," imbuh pria asal Desa Pesisir Kecamatan Sumberasih itu.
Pantauan di lapangan, SPBU itu kini masih dalam proses renovasi. Sehingga tidak terlihat satu pun karyawan yang bekerja. Menurut Agus Budi, ke 15 karyawan itu tidak bekerja bukan karena SPBU sedang dalam perbaikan, tetapi memang diberhentikan.
Sementara itu, Bagian Administrasi SPBU Ketapang, Linda hingga berita ini ditulis belum berhasil dikonfirmasi. Saat dihubungi selulernya hanya terdengar nada dering dan tidak diangkat.
Sementara itu, terkait adanya wacana pembelian BBM yang akan menggunakan aplikasi MyPertamina, menuai respon dari Ketua Paguyuban Pedagang Kreatif Lapangan (PPKL) Kota Probolinggo, Munadi.
Menurutnya, sepanjang pemberlakuan aturan itu tidak mempersulit masyarakat, dirinya mengaku setuju. "Kalau masyarakat masih dibuat sulit dalam hal pembelian BBM, saya kira untuk apa," tandasnya.
Niatan pemerintah dengan menerapkan aturan menggunakan aplikasi tersebut, salah satunya agar penyaluran BBM bersubsidi tepat sasaran. "Satu sisi tujuannya menang untuk mencegah adanya kecurangan SPBU dalam pengisian BBM. Tetapi tidak semua masyarakat bawah bisa menggunakan digital. Ini yang harus dipikirkan pemerintah," katanya.
Editor : Ahmad Hilmiddin