Makna Ti’ilangga
Ti’ilangga tak hanya sekadar topi tradisional, tapi juga memiliki makna mendalam bagi masyarakat Rote. Topi ini memiliki jambul setinggi 40-60 cm dengan 9 tingkat, masing-masing tingkat memiliki 2 lekukan.
Ada 18 lekukan yang melambangkan jumlah kerajaan atau nusak di pulau Rote. Lekukan-lekukan itu dipisahkan oleh garis lurus yang menunjukkan keseimbangan. Bagian atas Ti’ilangga memiliki garis lurus yang menguatkan jambul dan diikat ke bagian belakang, mencerminkan pemerataan.
Di pinggir Ti’ilangga, terdapat banyak ujung daun yang tersusun rapi dan disatukan oleh tiga lingkaran, mencerminkan kesatuan masyarakat Rote dalam struktur pemerintahan yang kokoh.
Kekuatan struktur itu tercermin dari dua garis pada setiap lingkaran yang mengikat ujung-ujung daun, memperkuat kesatuan masyarakat Rote. Di bagian dalam Ti’ilangga, ada lipatan kiri dan kanan sebagai tempat menyimpan benda berharga seperti uang, emas, atau tembakau.
Bagian "pet" Ti’ilangga di depan berfungsi sebagai penghormatan kepada orang yang ditemui. Tali pengikatnya yang mempererat Ti’ilangga melambangkan kekuatan dan keberanian.
Ti’ilangga dibuat sedemikian rupa untuk melambangkan karakter orang Rote yang berjiwa pemimpin. Umumnya, Ti’ilangga mengandung makna keperkasaan dan kehormatan bagi laki-laki Rote. Setiap individu yang mengenakan Ti’ilangga dapat menonjolkan sifat kepemimpinan yang menyatukan, menghormati, menjaga rahasia, dan melindungi masyarakat Rote.
Dengan mengenakan Ti’ilangga, Ganjar Pranowo ingin menunjukkan dirinya sebagai sosok pemimpin yang mampu menyatukan, menghormati, menjaga rahasia, dan melindungi masyarakat Indonesia.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta