Meski begitu, menurut mantan Menteri Sosial itu, harga dan pasokan minyak goreng curah masih menjadi persoalan. Saat ini Jatim masih membutuhkan ketercukupan, dan percepatan pasokan untuk minyak goreng curah.
"Jadi ada yang sudah satu bulan ataupun dua minggu belum mendapatkan pasokan minyak goreng curah. Ini persoalan nasional yang mudah-mudahan bisa didistribusikan lebih cepat, dan lebih merata," ungkapnya.
Khofifah menyatakan, sebelumnya dirinya telah berkoordinasi langsung dengan Menteri Perdagangan, dan Dirjen Perdagangan Dalam Negeri. Hal tersebut, menghasilkan pasokan minyak goreng curah dari Kalimantan. Tetapi selanjutnya otoritas pindah ke kementerian lain.
"Jadi waktu itu juga sempat didistribusikan di Pasar Larangan ini, adalah minyak goreng curah dari Kalimantan. Kemudian persediaan berikutnya setelah siap, ada perpindahan tanggung jawab dari Kemendag ke Kemenperin. Kita berharap awal Ramadan ini pasokan minyak goreng curah bisa lancar," ujarnya.
Selain minyak goreng curah, Khofifah mengatakan bahwa minyak goreng kemasan premium juga relatif mahal. Harga beli pedagang saja sudah mencapai Rp50 ribu per dua liter.
"Dari yang kami lihat di lapangan, minyak goreng dengan kemasan premium relatif cukup mahal karena tadi saya tanya ada yang mereka belinya saja sudah Rp25 ribu per liter. Sehingga pasti mereka menjual ada margin per liter dari yang dari mereka beli," tuturnya.
Khofifah berharap agar selama Ramadhan ini semua bahan pokok bisa stabil suplai dan harganya. Sehingga, tidak akan ada kelangkaan bahan ataupun kenaikan harga yang signifikan.
Editor : Ahmad Hilmiddin
Artikel Terkait