JAKARTA, iNews.id - Kematian adalah suatu kepastian yang tidak dapat dihindari oleh siapa pun. Maka, apa sajakah kegiatan yang dilakukan oleh orang yang telah meninggal? Setiap makhluk hidup, termasuk manusia, pasti akan mengalami kematian saat tiba waktunya.
Kematian adalah bagian dari hakikat kehidupan dan pasti akan terjadi. Namun, kapan tepatnya seseorang akan menghadapi ajalnya, tidak ada yang mengetahuinya karena itu merupakan rahasia Ilahi.
Mengenai kematian, Allah SWT berfirman dalam Al Quran, Surat Al Ankabut ayat 57.
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ثُمَّ إِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
Artinya: Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan. (Al-'Ankabut: 57)
Dalam ajaran Islam, orang yang sudah meninggal sudah beralih dari alam dunia ke alam barzah sebelum dibangkitkan di hari akhir untuk dihisab amal perbuatannya. (QS. Al Ankabut: 57)
Setelah keluar dari dunia yang fana, orang yang sudah meninggal akan menanti datangnya hari kiamat dan dikumpulkan di Padang Mahsyar.
Lantas, apa saja aktivitas manusia yang sudah meninggal?
Dilansir dari Buku Ritual dan Tradisi Islam Jawa karya KH Muhammad Sholikin disebutkan, ruh dan jasad orang yang sudah meninggal akan saling bertemu dan saling menceritakan tentang apa apa yang terjadi di dunia, juga tentang keadaan mereka ketika menjadi penduduk dunia.
Di dalam kubur juga akan diperihatkan tempat yang kelak dihuni seseorang setelah dia dibangkitkan. Jika orang itu membawa amal saleh. Dia akan melihat tempatnya di surga. Sedangkan yang dibawanya adalah dosa dan amal buruk, dia akan melihat tempatnya di neraka.
Dalam hadis yang disampaikan Abdullah bin Umar, Rasulullah SAW pernah bersabda: “Ketika salah seorang dari kalian meninggal, akan diperlihatkan tempatnya pada pagi dan sore hari. Apabila dia termsuk penghun surga, akan diperlihatkan kepadanya surga. Dan apabila dia termasuk penghuni neraka, akan diperlihatkan kepadanya neraka. Bersamaan dengan itu ada suara yang berseru, ‘inilah tempatmu kembali di hari kiamat’.”
Dengan demikian, sewaktu didalam kubur, manusia sudah mengetahui ke mana dia akan di temapatkan penempatan ini didasrkan pada amalnya saat hidup di dunia. Di kemukakan dalam sebuah hadis, setiap hari kubur berseru kepada manusia: “akulah rumah kesendirian dan kesedihan. Akulah rumah tempat kalajengking da ular. Dan apa yang akan kalian bawa ketika mengunjungiku?”
Dilansir dari uinsuska dalam artikel Konsep Hidup Sesudah Mati dalam Agama Islam, Allah SWT meneguhkan hati kaum mukmin sewaktu menghadapi tiga masa yakni, saat melihat malaikat maut, menghadapi pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir, dan saat menghadapi hisab di hari kimat.
Didatangi 2 Malaikat Allah juga meneguhkan hati kaum mukmin ketika mereka melihat dua malaikat dalam tiga perkara, yaitu:
1. Terpelihara dari kekafiran, dan mendapat taufik dan sikap istiqamah dalam bertauhid, sehingga sewaktu ruh mereka dicabut, mereka tetap dalam rengkuhan Islam.
2. Mendapat ucapan selamat dari malaikat lantaran mereka mendapat rahmat Allah.
3. Melihat tempat mereka di surga, sehingga kubur menjadi salah satu kebun surga.
Menurut Ibnu Qayyim, ruh setelah dicabut dari jasadnya terbagi dua yakni ruh yang merasakan kenikmatan dan ruh yang mendapat siksa. Adapun yang merasakan siksa ruhnya tidak sempat kembali dan bertemu dengan jasadnya.
Sedangkan yang merasakan kenikmatan ruhnya diberikan waktu untuk kembali ke jasadnya. Ruh dan jasad saling bertemu dan saling menceritakan tentang apa apa yang terjadi di dunia, juga tentang keadaan mereka ketika menjadi penduduk dunia.
Mengenai perjalanan ruh manusia setelah kematian disebutkan dalam sejumlah hadits shahih berikut, di antaranya diriwayatkan oleh Imam Muslim.
Dari Al-Barra ibnu Azib yang mengatakan, "Kami berangkat bersama Rasulullah Saw untuk melayat jenazah seorang Ansar. Setelah kami sampai di kuburnya, si jenazah masih belum dimasukkan ke liang lahadnya. Maka Rasulullah Saw. duduk, dan kami duduk di sekitarnya, saat itu di atas kepala kami seakan-akan ada burung.
Pada waktu itu tangan Rasulullah Saw memegang setangkai kayu yang beliau ketuk-ketukkan ke tanah, lalu beliau mengangkat kepala dan bersabda, 'Mohonlah perlindungan kepada Allah dari azab kubur,' sebanyak dua atau tiga kali.
Kemudian beliau Saw. bersabda: Sesungguhnya seorang hamba yang beriman apabila habis masa hidupnya di dunia ini dan akan berpulang ke alam akhirat, turunlah kepadanya malaikat dari langit yang berwajah putih, seakan-akan wajah mereka adalah matahari.
Mereka membawa kain kafan dari kafan surga dan wewangian dari wewangian surga, lalu mereka duduk di dekatnya sejauh mata memandang. Kemudian datanglah malaikat maut yang langsung duduk di dekat kepalanya, lalu ia berkata, 'Hai jiwa yang baik, keluarlah kamu menuju kepada ampunan dan rida dari Allah.'
Hal ini disebutkan dalam Al Quran, Surat Al Fajhr ayat 27-30. Allah SWT berfirman:
(يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ (27) ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً (28) فَادْخُلِي فِي عِبَادِي (29) وَادْخُلِي جَنَّتِي
Artinya: Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku dan masuklah ke dalam surga-Ku. (QS. Al Fajr: 27-30).
Maka keluarlah ruhnya dengan mudah seperti setetes air yang keluar dari mulut wadah minuman, lalu malaikat maut mengambilnya.
Apabila malaikat maut telah mengambilnya, maka dia tidak membiarkannya berada di tangannya barang sekejap pun melainkan para malaikat itu mengambilnya dengan segera, lalu mereka masukkan ke dalam kain kafan dan wewangian yang mereka bawa itu.
Maka keluarlah darinya bau minyak kesturi yang paling harum di muka bumi ini. Mereka membawanya naik (ke langit).
Maka tidak sekali-kali mereka melewati sejumlah malaikat, melainkan malaikat-malaikat itu bertanya, 'Siapakah pemilik roh yang wangi ini?'
Para malaikat yang membawanya menjawab, 'Fulan bin Fulan,' dengan menyebutkan nama terbaiknya yang menjadi sebutan namanya ketika di dunia.
Hingga sampailah mereka ke langit pertama, lalu mereka mengetuk pintunya dan dibukakanlah pintu langit untuknya.
Perjalanan Ruh ke Langit 7 Maka ikut mengiringinya semua malaikat yang menghuni langit pertama itu sampai ke langit berikutnya, hingga sampailah ia ke langit yang ketujuh. Maka Allah berfirman, 'Catatlah bagi hamba-Ku ini catatan orang-orang yang masuk surga Illiyyin.
Setelah melewati perjalanan dari langit, ruh kemudian dikembalikan ke bumi dan dimasukkan kembali ke dalam jasadnya. Karena sesungguhnya Allah menciptakan mereka dari tanah, maka dikembalikan mereka ke tanah, dan Allah akan hidupkan mereka dari tanah kali yang lain.'
Sebagaimana disebutkan dalam Al Quran, Surat Thaha ayat 55:
مِنْهَا خَلَقْنَاكُمْ وَفِيهَا نُعِيدُكُمْ وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً أُخْرَى
Artinya: Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kalian dan kepadanya Kami akan mengembalikan kalian dan darinya Kami akan mengeluarkan kalian pada saat yang lain. (QS. Thaha: 55)
Setelah ruhnya dikembalikan ke jasadnya, datanglah dua malaikat kepadanya, lalu kedua malaikat itu mendudukkannya dan bertanya kepadanya, 'Siapakah Tuhanmu?' Ia menjawab, 'Tuhanku Allah.' Keduanya bertanya, 'Apakah agamamu?' Ia menjawab, 'Agamaku Islam.'
Keduanya bertanya, 'Siapakah lelaki ini yang diutus kepada kalian?' Ia menjawab, 'Dia adalah utusan Allah.' Keduanya bertanya, 'Apakah ilmumu?' Ia menjawab, 'Saya telah membaca Kitabullah, maka saya beriman kepadanya dan membenarkannya.'
Maka berserulah suara dari langit yang mengatakan, 'Benarlah apa yang dikatakan hamba-Ku. Maka hamparkanlah untuknya hamparan dari surga, berilah ia pakaian dari surga, dan bukakanlah untuknya sebuah pintu yang menuju surga.'
Maka kenikmatan dan wewangian surgawi datang kepadanya, dan diluaskanlah kuburnya sejauh mata memandang baginya. Lalu datanglah kepadanya seorang lelaki yang berwajah tampan, berpakaian indah, dan baunya sangat wangi.
Lelaki itu berkata, 'Bergembiralah kamu dengan keadaan yang menggembirakanmu ini. Hari ini adalah hari kamu yang pernah dijanjikan kepadamu.'
Maka ia bertanya kepada lelaki itu, 'Siapakah kamu ini, melihat rupamu kamu adalah orang yang datang dengan membawa kebaikan.' Maka lelaki itu menjawab, 'Aku adalah amalmu yang saleh.'
Maka ia berkata, 'Wahai Tuhanku, jadikanlah hari kiamat, wahai Tuhanku, jadikanlah hari kiamat, agar aku dapat kembali kepada keluarga dan harta bendaku.'
Dan sesungguhnya seorang hamba yang kafir apabila telah terputus dari dunianya dan akan menghadap ke alam akhiratnya, turunlah kepadanya malaikat-malaikat dari langit yang semuanya berwajah hitam dengan karung yang kasar.
Lalu para malaikat itu duduk di dekatnya sejauh mata memandang: Kemudian datanglah malaikat maut yang langsung duduk di dekat kepalanya.
Maka malaikat maut berkata, 'Hai jiwa yang buruk, keluarlah kamu menuju kepada murka dan benci Allah!' Maka rohnya berpencar ke seluruh tubuhnya (yakni menolak), hingga malaikat maut mencabutnya sebagaimana seseorang mencabut tusuk sate dari kain bulu yang basah; malaikat maut mencabutnya dengan paksa.
Apabila ia telah mencabutnya, ia tidak membiarkannya di tangannya barang sekejap pun melainkan para malaikat memasukkannya ke dalam karung itu. Dan keluarlah darinya bau bangkai yang terbusuk yang ada di muka bumi.
Para malaikat membawanya naik, dan tidak sekali-kali mereka melewati sekumpulan malaikat melainkan bertanya, 'Siapakah yang memiliki ruh yang buruk ini?'
Para malaikat yang membawanya berkata bahwa dia adalah si Anu bin Anu, dengan menyebut nama terburuknya yang biasa disebutkan untuknya di dunia. Hingga sampailah mereka di langit pertama, lalu pintunya diketuk, tetapi tidak dibukakan untuknya.
Lalu Rasulullah Saw. membacakan firman-Nya: 'Sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum' (Al-A'raf: 40).
Kemudian Allah berfirman, 'Catatkanlah ketetapannya di dalam Sijjin di lapisan bumi yang terbawah,' lalu rohnya dicampakkan dengan kasar. Barang siapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seakan-akan jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin di tempat yang jauh. (Al-Hajj: 31)
Kemudian rohnya dikembalikan ke jasadnya. Lalu ia didatangi oleh dua malaikat, dan kedua malaikat itu mendudukkannya serta bertanya kepadanya, 'Siapakah Tuhanmu?' Ia menjawab, 'Ha, ha, saya tidak tahu.'
Keduanya bertanya lagi, 'Apakah agamamu?' Ia menjawab, 'Ha, ha, saya tidak tahu.' Keduanya bertanya, 'Siapakah lelaki ini yang diutus di antara kalian?'
Ia menjawab, 'Ha, ha, saya tidak tahu.' Lalu terdengarlah suara dari langit yang mengatakan, 'Hamba-Ku berdusta, maka gelarkanlah untuknya hamparan dari neraka dan bukakanlah baginya suatu pintu dari neraka!'
Maka panasnya neraka dan asapnya sampai kepadanya, lalu kuburannya menggencetnya sehingga tulang-tulang iganya berantakan.
Kemudian datanglah kepadanya seorang lelaki yang buruk wajahnya dan pakaiannya serta busuk baunya, lalu lelaki itu berkata, 'Bersenang-senanglah kamu dengan hal yang menyiksamu, inilah harimu yang telah dijanjikan kepadamu.'
Ia bertanya, 'Siapakah kamu, wajahmu menandakan wajah orang yang datang membawa keburukan?' Maka lelaki itu menjawab, 'Akulah amal perbuatanmu yang buruk.'
Maka ia berkata, 'Wahai Tuhanku, janganlah Engkau jadikan hari kiamat'."
Ruh Orang Mukmin Berbau Harum Riwayat serupa disebutkan dalam Kitab Sahih Ibnu Hibban:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلم قال: "إن الْمُؤْمِنَ إِذَا قُبض، أَتَتْهُ مَلَائِكَةُ الرَّحْمَةِ بِحَرِيرَةٍ بَيْضَاءَ، فَيَقُولُونَ: اخْرُجِي إِلَى رَوْحِ اللَّهِ. فَتَخْرُجُ كَأَطْيَبِ رِيحِ مِسْكٍ، حَتَّى إِنَّهُ لَيُنَاوِلُهُ بَعْضُهُمْ بَعْضًا يَشُمُّونَهُ حَتَّى يَأْتُوا بِهِ بَابَ السَّمَاءِ، فَيَقُولُونَ مَا هَذَا الرِّيحُ الطَّيِّبَةُ الَّتِي جَاءَتْ مِنْ قِبل الْأَرْضِ؟ وَلَا يَأْتُونَ سَمَاءً إِلَّا قَالُوا مِثْلَ ذَلِكَ، حَتَّى يَأْتُوا بِهِ أَرْوَاحَ الْمُؤْمِنِينَ، فَلهُم أَشُدُّ فَرَحًا بِهِ مِنْ أَهْلِ الْغَائِبِ بِغَائِبِهِمْ، فَيَقُولُونَ: مَا فَعَلَ فُلَانٌ؟ فَيَقُولُونَ: دَعُوهُ حَتَّى يَسْتَرِيحَ، فَإِنَّهُ كَانَ فِي غَمٍّ! فَيَقُولُ: قَدْ مَاتَ، أَمَا أَتَاكُمْ؟ فَيَقُولُونَ: ذُهب بِهِ إِلَى أُمِّهِ الْهَاوِيَةِ. وَأَمَّا الْكَافِرُ فَيَأْتِيهِ مَلَائِكَةُ الْعَذَابِ بمسْح فَيَقُولُونَ: اخْرُجِي إِلَى غَضَبِ اللَّهِ، فَتَخْرُجُ كَأَنْتَنِ رِيحِ جِيفَةٍ، فَيُذْهَب بِهِ إِلَى بَابِ الْأَرْضِ"
Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah Saw., bahwa sesungguhnya seorang mukmin itu apabila akan dicabut nyawanya, maka didatangi oleh malaikat rahmat dengan membawa kain sutra putih.
Kemudian malaikat berkata kepadanya, "Keluarlah engkau menuju kepada nikmat Allah!" Maka keluarlah ruhnya dengan menyebarkan bau yang paling harum dari minyak misk (kesturi), sehingga sebagian dari malaikat dengan sebagian yang lainnya saling menerimanya seraya menciuminya.
Mereka membawanya sampai di pintu langit, lalu mereka (para malaikat) yang ada di langit itu berkata, "Bau harum apakah yang datang dari arah bumi ini?"
Tidak sekali-kali mereka mendatangi suatu langit, melainkan para malaikat yang menghuninya mengatakan hal yang sama.
Kemudian mereka membawanya kepada ruh-ruh kaum mukmin, dan mereka (arwah kaum mukmin) benar-benar sangat gembira menyambut kedatangannya, lebih gembira dari sambutan mereka kepada salah seorang dari mereka yang pergi, lalu berkumpul dengan mereka kembali.
Arwah orang-orang mukmin itu bertanya kepadanya, "Apakah yang telah dilakukan oleh si Fulan?"
Sebagian dari mereka berkata, "Biarkanlah dia beristirahat, sesungguhnya dia dahulu dalam keadaan susah."
Maka dikatakan, "Dia telah mati, bukankah dia telah datang kepada kalian?"
Sebagian lagi berkata, "Kesusahannya telah dibuang jauh di dasar bumi."
Adapun kalau orang kafir mati, maka ia didatangi oleh malaikat-malaikat azab dengan membawa karung, lalu mereka berkata, "Keluarlah kamu menuju kepada murka Allah!"
Maka keluarlah rohnya dengan menyebarkan bau bangkai yang sangat busuk, kemudian ia dibawa ke pintu bumi (dasar bumi).
Demikian penjelasan aktivitas orang yang sudah meninggal menurut Islam dalam hadits shahih. Yuk perbanyak amal ibadah dan amal saleh sebagai bekal kelak di akhirat.
Wallahu A'lam
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta