“Kami hadir untuk merangkul para pemuda dengan nama Syubbanul Muslimin. Artinya, pemuda Islam. Nama itu pemberian abah, almarhum KH. Nuruddin Musyiri,” lanjutnya.
Ternyata misinya memperbaiki akhlak para pemuda jalanan itu mendapat simpati luar biasa dari masyarakat. Seiring berjalannya waktu, anggota atau jamaahnya terus bertambah. Ibarat virus, jamaahnya terus menular dari satu desa ke desa yang lain. Hingga mencapai lebih dari 15 ribu jamaah saat ini.
“Setiap menggelar rutinan acara besar, minimal jamaah yang hadir 10 ribu lebih,” katanya.
Bahkan, virus salawat yang dibawanya tidak hanya menular cepat di sejumlah daerah di Indonesia. Namun, juga sampai keluar negeri.
“Syubbanul Muslimin juga pernah diundang ke sejumlah negara. Di antaranya, Malaysia dan Singapura. Bahkan, pernah salawatan di Guangzhou, China. Tiap tahun kami ada undangan ke Hongkong dan Taiwan,” jelasnya.
Editor : Ahmad Hilmiddin