Juru Bicara PPIH Akhmad Fauzin menjelaskan, petugas akan membantu jamaah haji. Semuanya akan dikerahkan untuk membantu pendampingan, pembimbingan, pembacaan zikir dan doa lainnya untuk jamaah yang membutuhkan, khususnya jamaah yang sakit.
"Khusus jamaah yang sakit kita akan disafari-wukufkan. Jadi jamaah akan diikhtiarkan wukuf di Arafah bisa menggunakan bis atau ambulance. Jika jamaah tidak bisa secara fisik atau tidak mampu, akan kita badal-hajikan," katanya.
Untuk safari wukuf ini diberikan kepada calon jamaah haji yang sakit atau yang dalam perawatan di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) atau Rumah Sakit Arab Saudi melalui manajemen safari wukuf.
"Apabila tidak memungkinkan akan dibadal-hajikan oleh petugas. Artinya begini, kalau ada jamaah haji Indonesia yang sedang sakit dan bisa dibawa dengan ambulance atau bis kesehatan mereka akan disafari-wukufkan dengan tetap berada di dalam kendaraan. Jadi mereka tidak seperti jamaah haji sehat yang berada di luar. Ini komitmen layanan istimewa yang akan kita berikan," ujarnya.
Jamaah haji sakit tetap di Arafah, kecuali mereka yang betul-betul sakitnya itu sangat darurat yang tidak bisa dibawa dengan ambulans, mereka akan tetap berada di Rumah Sakit. Namun statusnya dibadal-hajikan atau digantikan oleh petugas sesuai dengan syariat Islam.
"Kami mengimbau kepada jamaah haji tidak perlu khawatir. Pasalnya jamaah akan dipandu dan dibimbing supaya perjalanan atau rukun haji tetap dilaksanakan," katanya.
Bagi yang meninggal sebelum wukuf di Padang Arafah, mereka juga dibadal-hajikan oleh pemerintah Indonesia.
Editor : Ahmad Hilmiddin