Siswa SMK Swasta di Kota Probolinggo Tak Terima Ditegur Guru, Berujung Urusan Polisi

PROBOLINGGO, iNewsProbolinggo.id - Siswa SMK Swasta di Kota Probolinggo ini tak terima saat ditegur gurunya gegara rambutnya panjang, hingga mengumpat memgeluarkan kata yang tidak baik. Alhasil guru pun memghardik si murid, dengan menampar pipinya.
Namun siapa sangka, tamparan dari guru tersebut mengenai bekas luka di wajahnya pun kembali berdarah darah. Membuat ayah korban, SM (47), langsung mengambil langkah hukum dengan melaporkan kejadian itu ke Polres Probolinggo Kota pada Kamis (13/2/25) pagi.
"Ketika saya ditelepon anak perempuan saya, dia bilang adiknya ditampar oleh guru kelasnya. Saya tidak bisa menerima ini. Seharusnya seorang guru mendidik, bukan melakukan kekerasan," terangnya, pada jumat (14/2/2025).
Menurut SM, kejadian bermula saat AS meminta RH untuk memotong rambutnya. Namun, RH membantah dengan alasan masih ada teman lain yang memiliki rambut lebih panjang darinya. Diduga, perdebatan tersebut memicu reaksi dari AS hingga akhirnya melakukan pemukulan terhadap RH.
Tidak terima dengan perlakuan tersebut, SM memutuskan untuk melaporkan AS ke pihak kepolisian. Ia berharap ada tindakan tegas agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMK tempat RH bersekolah, RC (43), saat ditemui di ruang BKK, memberikan tanggapan terkait insiden ini.
Didampingi dua guru lainnya, RC mengakui adanya kejadian tersebut dan telah berusaha melakukan mediasi dengan pihak keluarga korban.
"Kami sudah meminta maaf kepada orang tua RH dan menawarkan penyelesaian secara kekeluargaan. Pihak guru juga sudah menyampaikan permintaan maaf. Jika memang ada luka, kami siap bertanggung jawab untuk pengobatan. Namun, orang tua korban tetap ingin melanjutkan laporan ke polisi," jelas RC.
RC menambahkan bahwa pemukulan yang dilakukan oleh AS kemungkinan terjadi secara refleks setelah siswa tersebut diduga mengucapkan kata-kata yang tidak pantas.
"Pemukulan itu terjadi setelah RH ditegur untuk memotong rambutnya. Namun, siswa tersebut membantah dan diduga berkata kasar kepada gurunya. Mungkin karena emosi, guru tersebut refleks menamparnya, mengenai bagian yang mungkin sudah ada luka sebelumnya sehingga berdarah," tambahnya.
Saat ini, kasus tersebut telah resmi ditangani oleh Polres Probolinggo Kota. RH juga telah menjalani visum di RSUD dr. Moh. Saleh untuk memastikan tingkat cedera yang dialaminya.
Semenyara itu, Kasat Reskrim Polres Probolinggo Kota, Iptu Zainal Arifin SH, membenarkan adanya laporan terkait dugaan kekerasan ini. Pihaknya akan melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap fakta di balik insiden tersebut.
"Laporan sudah kami terima. Korban sudah menjalani visum et repertum. Kami masih menunggu hasil pemeriksaan dan akan memanggil saksi-saksi untuk diperiksa lebih lanjut," ujar Iptu Zainal.
Kasus ini menjadi perhatian publik karena melibatkan unsur pendidikan dan dugaan kekerasan terhadap siswa di lingkungan sekolah.
Polisi berjanji akan melakukan penyelidikan secara profesional sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku.
Editor : Arif Ardliyanto