PROBOLINGGO, iNewsProbolinggo.id - Mujadalah Kiyai Kampung (MKK), hingga kini masih terus mengawal permasalahan mahalnya harga pupuk subsidi, melebihi Harga Ecer Tertinggi (HET), yang telah ditentukan oleh pemerintah. Tak terkecuali yang terjadi di Desa Ngadas, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Tentu saja hal ini sangat menghambat kesejahteraan para petani di wilayaj tersebut. Dari pantauan di lokasi, harga pupuk subsidi di lereng gunung bromo itu, berkisar 500 ribu. Sedangkan pupuk non subsidi, berkisar seharga 800 ribu.
Siti Zahro pengurus MKK mengatakan, dari hasil pantauan di lapangan, tentu saja sangat bersinggungan dengan program Presiden terpilih, Prabowo Subianto.
“Kami MKK tidak diam diri, kami akan melakukan hal positif terhadap mahalnya pupuk subsidi, yang jelas berdampak buruk terhadap pertanian jika terus dibiarkan. Karena pertanianadalah kunci ketahanan pangan di era digital ini,” ungkap Siti Zahro, saat gelaran apresiasi kebijakan pro rakyat presiden Prabowo Subianto, di Desa Ngadas, Kabupaten Probolinggo., pada minggu (2/2/2025).
Para petani yang berada di dataran tinggi seperti petani bagi warga Suku Tengger Bromo, mereka sangat membutuhkan akan lancarnya pupuk dengan harga yang sesuai (HET).
Selain itu Siti Zahro menambahkan, tentang digitalisasi pertanian, atau digital farming, akan menjadi inovasi penting dalam menghadapi tantangan masa depan sektor ini.
“Dengan memanfaatkan teknologi seperti Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan, drone, dan big data, kita bisa meningkatkan produktivitas pertanian, menurunkan biaya produksi, serta menjaga keberlanjutan lingkungan,” ungkapnya.
“Ini sangat relevan dengan isu perubahan iklim, di mana Indonesia telah menunjukkan kepeduliannya di tingkat internasional,” jelasnya.
Program - program dari Presiden Prabowo Subianto ini merupakan kebijakan yang sangat pro rakyat, sebagai terobosan yang bermanfaat untuk ketahanan pangan. Maka Mujadalah Kiai Kampung bersama pedesaan Tengger Bromo sangat mengapresiasinya.
Editor : Arif Ardliyanto