PROBOLINGGO, iNewsProbolinggo.id - Pedagang di Pasar Baru Kota Probolinggo ini mengeluh bau tidak sedap yang ditimbulkan dari saluran Septick tank yang jebol hingga meluber keluar. Sampai - sampai pengunjung mengira bau busuk tersebut berasal dari daging ayam milik pedagang yang membusuk.
Suratmi salah satu pedagang yang lapaknya dekat dengan lokasi Septick tank bocor tersebut mengatakan, tersebut sudah berlangsung lama.
"Jebolnya ini sudah lama, sekitar satu bulanan, tapi tidak ada indakan dari pihak terkait, malah katanya mau diganti apanya gitu, tapi tetap saja semakin parah," terangnya, pada jumat (15/11/2024) siang.
Tentu saja hal tersebut sangat berdampak pada omset penjualan pedagang sekitar yang apaknya berdekatan dengan lokasi septick tank jebol tersebut.
"Sering juga ada pengunjung yang mengeluh bau busuk apa ini ya, apa ayamnya busuk, begitu katanya, mereka mengira bau busuk ini disebabkan dari daging ayam yang saya jual," imbuhnya.
Saluran pembuangan kotoran itu, berupa paralon yang ujungnya ditanam di bawah tanah. Paralon itu bocor membuat isinya meluap hingga menimbulkan bau tak sedap.
"Tolong sampaikan pada pemerintah, tolong segera diperbaiki. Kami pedagang ini harus ngadu ke siapa?" katanya.
Menurut Suratmi, pedagang sudah menyampaikan keadaan septic tank itu pada pihak UPT Pasar Baru. Namun, tidak ada tanggapan.
"Kalau ke penjaga pasar itu sudah tak sampaikan, tapi sampai sekarang, mana gak ada apa-apa," tuturnya.
Suratmi bercerita sejak kebocoran awal paralon, pedagang telah mengadu. Pedagang sudah mengira bahwa saluran toilet itu akan jebol. Pedagang sampai rela tidak sarapan setiap pagi, karena tidak kuasa menahan bau.
"Kan toilet ini digunakan mandi, buar air besar sama kecil. Kayaknya gak tertampung, kami berharap pemerintah bisa segera memperbaiki saluran pembuangan tersebut," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, UMKM, Perdagangan (DKUP) Kota Probolinggo Fitriawati Jufri menyatakan belum mengetahui keadaan septic tank tersebut. Pihaknya, akan memeriksanya."Kami cek dulu," tandasnya.
Editor : Arif Ardliyanto