Di X, komentar lainnya adalah, “Gambar yang kuat ini dengan sempurna merangkum perjuangan Palestina melawan penindasan Israel. Penghinaan. Kebrutalan. Konflik asimetri. Dan perlawanan Palestina dalam menghadapi semua itu.”
Tren Kekejaman yang Terdokumentasi Ditanya tentang gambar tersebut dalam konferensi pers pada Senin, Vedant Patel, Wakil Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan gambar tersebut “sangat meresahkan.
Dia mengatakan, “Militer Israel harus mengatakan situasi spesifik tersebut. Kami telah menjelaskan kepada mereka bahwa hukum kemanusiaan perlu dihormati.”
Gambar-gambar yang dibagikan sebelumnya oleh tentara Israel menunjukkan sejumlah pria Palestina yang ditutup matanya dan diborgol, ditelanjangi hingga pakaian dalam mereka sebelum diangkut dengan truk ke lokasi yang dirahasiakan.
Tentara juga membagikan gambar dan rekaman video tindakan mereka di Gaza termasuk meledakkan gedung dan membakar rumah. Saluran Telegram bernama “72 Virgins – Uncensored” dilaporkan dibuat untuk mendokumentasikan aktivitas tentara Israel.
Pada Selasa, Euro-Med Human Rights Monitor yang berbasis di Jenewa mengeluarkan pernyataan yang menyoroti kesaksian penyiksaan dan perlakuan buruk yang diterima dari tahanan Palestina yang baru saja dibebaskan dari Jalur Gaza, termasuk perempuan dan anak-anak.
Organisasi hak asasi manusia tersebut mengutip pengungkapan kejahatan seperti ketelanjangan paksa, pelecehan seksual, dan ancaman penyiksaan seksual, serta menyerukan tindakan internasional yang mendesak untuk menghentikan pelanggaran-pelanggaran ini.
Badan HAM tersebut menekankan, “Pasukan Israel secara paksa menghilangkan tahanan Palestina dan menjadikan mereka kekerasan brutal dan bahkan penyiksaan kejam sejak pertama kali mereka ditangkap hingga saat dibebaskan.”
Euro-Med menyoroti kurangnya penghitungan akurat jumlah tahanan dari Gaza. “Tentara Israel baru-baru ini mengklaim ada 2.300 tahanan di Gaza; namun, perkiraan berdasarkan kesaksian mereka yang dibebaskan menunjukkan jumlah tahanan sebenarnya jauh lebih tinggi,” papar lembaga itu.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta