"Kita juga harus menemukan penderita DBD sedini mungkin, jika ada yang sakit segera dibawa ke fasilitas kesehatan untuk dilakukan testing," jelasnya.
Sementara itu, dikesempatan yang sama, Kepala Dinkes Kabupaten Probolinggo dr Shodiq Tjahjono mengatakan, jika tahun ini menjadi tahun yang paling banyak kasus di Kabupaten Probolinggo, yakni 596 kasus dengan kematian mencapai 18 kasus.
Dan yang kelompok umur yang paling banyak terserang DBD yakni 1-14 tahun, atau anak-anak yang masih dalam masa sekolah. Sehingga kemungkinan terjadi penularan saat berada di sekolahnya.
"Ada sebanyak 74% kasus anak-anak, oleh karena itu harus ada gerakan sekolah harus bebas jentik dan bebas nyamuk," ucapnya.
Shodiq menjelaskan, ada empat puskesmas yang menjadi penyumbang terbanyak kasus kematian. Di antaranya ; Puskesmas Gending dengan 4 kasus, Puskesmas Kraksaan dengan 3 kasus serta Puskesmas Paiton dan Puskesmas Krejengan dengan 2 kasus.
Editor : Ahmad Hilmiddin