TEL AVIV, iNewsProbolinggo.id - Hamas Vs Israel menjadi sebuah bukti agen intelijen Israel Mossad kebobolan. Selama ini Pemerintah Israel telah lama bangga dengan Mossad, yang dianggap sebagai organisasi mata-mata yang sangat canggih.
Namun, serangan kilat yang spektakuler, yang dikenal sebagai "Operasi Badai al-Aqsa" oleh Hamas, yang menewaskan lebih dari 800 orang di negara Yahudi tersebut, telah membuat peran Mossad menjadi sorotan media. Perang Israel vs Hamas kini menjadi sorotan utama.
Fakta di balik serangan mendadak Hamas ke israel membuat semua citra hampir sempurna Mossad runtuh begitu cepat akibat serangan kilat Hamas. Pada tanggal 6 Oktober, ribuan warga Israel terbangun dalam kepanikan karena sirene berbunyi keras di beberapa kota. Kelompok perlawanan Palestina, yaitu Hamas, meluncurkan sekitar 5.000 roket dari Gaza, sekaligus dengan serangan darat, laut, dan udara yang sensasional ke wilayah Israel.
Hamas mengirimkan ratusan pejuangnya untuk menyusup ke dalam kota-kota, komunitas kibbutz, dan bahkan festival musik di luar ruangan. Warga Israel yang ketakutan bersembunyi di dalam rumah mereka dengan laporan yang menyebar luas bahwa pejuang Hamas melakukan serangan dari rumah ke rumah, menyerang warga sipil, atau bahkan menculik mereka.
Serangan darat Hamas diperkuat oleh perahu dan paralayang bermotor yang berhasil menembus wilayah Israel pada pagi hari, menggunakan taktik gerilya. Serangan ini menyebabkan lebih dari 800 orang tewas dalam serangan terburuk di tanah Israel sejak Perang Yom Kippur tahun 1973, meskipun upaya bersama dari Shin Bet dan Mossad, dua badan keamanan dan intelijen Israel yang terkenal.
Dampak perang Israel Vs Hamas dengan serangan Hamas adalah kematian ini merupakan pukulan besar, terutama terhadap kredibilitas Mossad yang memiliki reputasi yang sangat tinggi di Israel dan di seluruh dunia. Bagaimana sebenarnya Mossad beroperasi?
Menurut laporan NDTV pada Selasa, 10 Oktober 2023, dengan anggaran tahunan sekitar USD3 miliar dan 7.000 staf, Mossad adalah agen spionase terbesar kedua di Barat setelah CIA. David "Dadi" Barnea, yang menggantikan Yossi Cohen sebagai kepala Mossad pada Juni 2021, dipilih melalui proses yang sangat rahasia yang hanya diketahui oleh sejumlah kecil orang di kantor perdana menteri Israel, badan tersebut, dan Komite Penasihat Pegawai Negeri Sipil, yang memeriksa dan menyetujui bahkan penunjukan perdana menteri Israel.
Mossad memiliki beberapa departemen, namun struktur internalnya sebagian besar dirahasiakan. Mereka memiliki jaringan informan dan agen tidak hanya di dalam kelompok militan Palestina, tetapi juga di negara-negara yang bermusuhan seperti Lebanon, Suriah, dan Iran. Jaringan mata-mata badan intelijen yang luas ini memberikan mereka pengetahuan mendalam tentang aktivitas para pemimpin militan, memungkinkan mereka untuk melakukan pembunuhan secara tepat jika diperlukan.
Departemen Mossad:
1. Departemen Pengumpulan Mossad
Divisi terbesar yang bertanggung jawab atas operasi spionase di seluruh dunia.
2. Departemen Aksi dan Penghubung Politik
Melakukan aktivitas politik dan bekerja dengan badan intelijen asing yang bersahabat serta negara-negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Israel.
3. Departemen Operasi Khusus
Dikenal juga sebagai Metsada, mereka melakukan operasi pembunuhan, sabotase, paramiliter, dan perang psikologis yang sangat sensitif.
4. Departemen LAP (Lohamah Psichologit)
Bertanggung jawab atas perang psikologis, propaganda, dan operasi penipuan.
5. Departemen Riset
Menghasilkan intelijen, termasuk laporan situasi harian, ringkasan mingguan, dan laporan bulanan terperinci.
6.Departemen Teknologi
Mengembangkan teknologi canggih untuk mendukung operasi Mossad.
Namun, bagaimana mungkin Mossad mengalami kegagalan? Tingkat keberhasilan luar biasa Israel dan Mossad dalam menggagalkan serangan eksternal telah membuat kegagalan mereka dalam mengantisipasi serangan Hamas pada hari Sabtu semakin membingungkan.
Pertanyaan muncul tentang bagaimana Hamas berhasil mengumpulkan ribuan roket dan rudal begitu dekat dengan wilayah mereka tanpa terdeteksi oleh intelijen Israel, atau mengapa sistem pertahanan rudal Iron Dome Israel yang selalu andal tidak mampu menghentikan semua proyektil yang datang dari Gaza.
Meskipun ada langkah-langkah keamanan berteknologi tinggi di sepanjang perbatasan Gaza-Israel, termasuk kamera, sensor gerak tanah, dan patroli tentara yang rutin, serangan infiltrasi Hamas baru-baru ini berhasil. Video yang beredar di media sosial menunjukkan bulldozer meruntuhkan sebagian dari "dinding besi" yang seharusnya tidak dapat ditembus yang menandai perbatasan Israel-Gaza.
Keberhasilan pejuang Hamas dalam menyusup melalui pagar, membuat lubang di kawat berduri, dan tiba melalui laut dengan perahu dan paralayang menimbulkan pertanyaan serius tentang bagaimana dan mengapa badan intelijen Israel yang hampir sempurna gagal mendeteksi serangan ini. Beberapa mengibaratkannya dengan serangan 9/11 di New York yang tidak hanya mempengaruhi CIA tetapi juga jaringan intelijen global secara umum.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta