TEL AVIV, iNewsProbolinggo.id - Fakta Iron Dome Israel ternyata tak mampu menghadapi serangan kilat Hamas. Tembakan ribuan roket dalam hitungan menit ke berbagai kota di Israel dalam Operasi Badai al-Aqsa yang diluncurkan Hamas sejak Sabtu telah menunjukkan kelemahan sistem pertahanan rudal Iron Dome. Ribuan roket itu gagal dicegat, menghantam banyak gedung dan instalasi militer Israel.
Sesaat setelah serangan ribuan roket, ratusan milisi Hamas memasuki kota-kota Israel selatan melalui Jalur Gaza. Mereka mengumbar tembakan dan menculik ratusan orang—yang diakui Pasukan Pertahanan Israel sebagai warga sipil dan tentara. The Times of Israel, mengutip para pejabat setempat, melaporkan pada Senin (9/10/2023) bahwa korban tewas di Israel akibat Operasi Badai al-Aqsa Hamas sudah mencapai lebih dari 700 orang. Lebih dari 100 lainnya diculik.
Mengomentari kegagalan sistem rudal Iron Dome Israel, sejarawan militer Rusia dan Direktur Museum Pasukan Pertahanan Udara Yuri Knutov menunjukkan bahwa meskipun Iron Dome adalah sistem pertahanan udara yang sangat canggih, ia memiliki kelemahan yang dapat dimanfaatkan oleh musuh mana pun.
Satu baterai Iron Dome dapat melindungi area yang relatif kecil, sekitar 150 kilometer persegi. Kedua, Knutov mencatat, Iron Dome sangat efektif ketika menghadapi sejumlah kecil target masuk yang semuanya mendekat dari arah yang sama.
“Jika terjadi serangan yang lebih intensif, yang melibatkan setidaknya 100 roket, Iron Dome biasanya gagal melakukan tugasnya dan hingga 90 persen roket melewatinya dan menyerang sasaran yang dituju,” paparnya, seperti dikutip Sputnik. Sejarawan tersebut juga mengamati bahwa militan Hamas dengan sengaja meluncurkan roket massal dari berbagai arah, tampaknya untuk melumpuhkan pertahanan Iron Dome Israel.
“Ketika (sistem Iron Dome) mencegat salvo pertama, ketika berhadapan dengan roket-roket tersebut, ia tidak mampu menangani salvo kedua yang ditembakkan hampir satu menit setelah salvo pertama. Jadi roket-roket dari salvo kedua, ketiga dan keempat mencapai target mereka tanpa ada perlawanan,” katanya, menambahkan bahwa taktik ini pada dasarnya memanfaatkan “inefisiensi” Iron Dome.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta