Setelah aksi ngamuk-ngamuk ini, akhirnya SIM anaknya bisa diterbitkan. "Jangan nunggu masyarakat ngamuk dulu baru diterbitkan," tegasnya.
Emak-emak itu kemudian menyinggung soal praktik calo dan pungli yang diduga masih ada di kalangan Satlantas.
"Masih banyak praktik pungli di situ. Kalau bapak nanya mana buktinya, percuma saya buktikan. Orang saya pernah buktikan di Pelni ada korupsi saja itu didustakan kok, saya masuk penjara ngapain saya buktiin. Itu sudah jadi rahasia umum," ucapnya.
Merespons aksi viral ini, Dirlantas Polda Jawa Timur Kombespol Taslim Chairuddin mengatakan, petugas yang memberi tes ujian SIM dinilai kurang sensitif hingga sampai 13 kali tidak lulus.
"Jika dinilai belum bisa seharusnya diberi bimbingan dan konseling bagaimana caranya agar lulus ujian praktik SIM,” kata Kombespol Taslim, Rabu (2/8/2023).
Meski begitu, dia meminta maaf atas ketidaknyamanan masyarakat saat membuat SIM. Polda Jatim juga akan membentuk tim untuk mendalami kejadian tersebut.
“Kami meminta maaf kepada masyarakat atas kegaduhan ini,” katanya.
Pihak kepolisian juga membantah adanya pungli bagi kepolisian. Untuk kasus ini, Paminal dan Propam Polda Jawa Timur mengaku masih melakukan pendalaman.
Editor : Hikmatul Uyun