PROBOLINGGO, iNews.id - Desa Gondosuli salah satu desa di ujung timur Kecamatan Pakuniran, Kabupaten Probolinggo. Menjadi desa yang jauh dari perkotaan tidak membuat Desa Gondosuli tertinggal. Di desa tersebut banyak potensi yang kembangkan hingga menjadi sebuah penghasilan.
Salah satunya penanaman dan perawatan pohon bonsai yang sudah mampu bersaing dipasar pencinta bonsai. Mulai dari pencinta dalam kota, hingga ke luar Jawa. Diantaranya sudah sering melakukan pengiriman di Kota Surabaya, Bali dan Kalimantan.
Selain tanaman bonsai, desa tersebut juga masih banyak memiliki potensi usaha lainnya, seperti kerajinan sabuk, dompet, sarung celurit dari kulit sapi asli. Budidaya ikan lele, dan penjualan gula aren.
Kepala Desa Gondosuli, Muhammad mengatakan kalau dirinya saat ini memang terus berupaya untuk mengembangkan segala potensi yang ada di desanya. Pihaknya akan menyisihkan sebagian dana desa untuk keperluan pemberdayaan.
Dari pemberdayaan itu direncanakan akan digunakan untuk membantu mensuport dana bagi usaha yang sudah berjalan.
Juga nanti pelatihan demi pelatihan untuk masyarakat desa. Sehingga nantinya dapat diaplikasikan mengembangkan potensi menjadi sebuah usaha.
"Nanti bisa membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Sehingga warga Desa Gondosuli tidak usah bekerja keluar," ucap pria kelahiran 15 Desember 1974 itu.
Suami dari Wariha itu menjelaskan kalau pihaknya berangan-angan desanya itu menjadi desa yang maju. Perekonomian masyarakat terus menguat, hingga tidak ada lagi prngangguran para pemuda desa. Untuk mewujudkan itu, pihaknya terus merangkul masyarakat, khususnya para pemuda.
Dimana melalui wadah karang taruna para pemuda diberi kegiatan yang bersifat positif. Selai olah raga, para pemuda diberi pelatihan yang dapat menumbuhkan kreatifitas hingga bisa menghasilkan uang.
"Harapannya karena sudah dua periode mungkin dalam periode pertama tidak tercapai maka akan dilanjut periode kali ini. Karenanya, kita perlu dukungan masyarkat agar lebih maju, kreatif dan lebih aman desa ini," harap ayah dua anak itu.
Disamping itu, pengelola Bonsai, bonsai, Dayat mengatakan kalau usaha bonsai ini sudah ditekuni sejak 2018 lalu. Penjualannya sudah keberbagai penjuru, mulai dari Probolinggo, Surabaya, Bali, hingga Kalimantan.
Sebenarnya, merawat bonsai ini menjadi hobi dirinya, dari hobi itu pemerintah desa memberi dukungan sehingga dapat berkembang.
"Pembeli yang sudah pesan itu langsung dikirim. Harganya mulai dari 350 sampai 5 juta, tergantung jenis dan kualitasnya," katanya.
Sementara itu, Pengrajin Sabuk, Mulyono mengutarakan kalau sejatinya pembuatan sabuk dari bahan kulit sapi itu merupakan ilmu turun temurun dari orang tuanya. Hingga saat ini sudah banyak permintaan dari konsumen luar kota. Ia memproduksi bermacam-macam kerajinan, mulai sabuk, dompet, sarung senjata tajam.
"Pembeli mengambil ke sini, dengan harga Rp. 150-200 ribu, tergantung kerumitan dan banyaknya bahan. Apalagi semua saya lakukan secara manual," ucapnya.
Editor : Ahmad Hilmiddin