PROBOLINGGO, iNewsProbolinggo.id - Desa Roto, Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo, ikut meramaikan Karnaval Budaya yang digelar oleh Pemerintah Kecamatan Krucil, Selasa (5/9/2023).
Sejak pukul 11.00 WIB, para peserta karnaval sudah dilepas langsung oleh Camat Krucil, Febrya Ilham Hidayat. Mereka berangkat sesuai dengan nomer urut, yang telah didapatkan.
Sedangkan tim dari Desa Duren mendapatkan nomer urut 21, meski mendapatkan nomer puluhan, Tim Karnaval Desa Roto, tetap semangat saat tampil di Depan Kantor Kecamatan Krucil pada pukul 20.00 WIB.
Tim Karnaval Desa Roto, diikuti mayoritas dari anak muda laki - laki dan perempuan. Mereka menggunakan kostum ala Gatot Koco, yang di mix dengan pakaian khas Bali. Para pengunjung yang menonton penampilan mereka, dibuat terpukau.
Kepala Desa Roto, Sriyanto mengatakan, motivasi mengikuti acara karnaval budaya yang digelar oleh Pemerintah Kecamatan Krucil, yakni untuk memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Republik Indonesia.
"Dan juga untuk masyarakat Roto agar lebih giat kedepan para pemudanya", ungkapnya.
Konsep kostum yang digunakan merupakan khas Bali, dengan ala Gatot koco. Pasalnya warga Roto banyak yang bekerja di Bali, sehingga memilih untuk menggunakan kostum tersebut.
"Jadi anak - anak muda minta kostum itu, mudah - mudahan tahun depan acara ini tambah meriah dan untuk anak muda Roto apa yang menjadi motivasi akan selalu kami dukung kedepannya', ungkap Kades Roto.
Sekadar informasi, Kades Roto merupakan Ketua PHBN HUT ke-78 RI di Kecamatan Krucil, ia berharap tahun depan hadiahnya lebih besar lagi dan lebih meriah.
Sementara itu, Camat Krucil, Febrya Ilham Hidayat mengatakan, acara Karnaval tersebut merupakan rangkaian acara Peringatan Hari Besar Nasional (PHBN) HUT ke-78 RI.
"Ada dua acara untuk karnaval ini, yang pertama yakni tingkat SD dan SMP, sekarang ini tingkat SMA dan umum yang juga diikuti oleh Desa se-kecamatan Krucil dan beberapa Desa dari Kecamatan Tiris", ungkapnya.
Pada acara Karnaval tersebut, mengangkat tema "Terus Melaju Untuk Indonesia Maju" dengan berbagai macam kostum yang disajikan, mulai dari budaya, tentang pembangunan, Bhineka Tunggal Ika dari sekolah.
"Ini merupakan bentuk antusias dari masyarakat, karena dari awal Agustus sudah kami agendakan kegiatan sampai hari ini. Bulan September sebagai bentuk cara mengeksplor kemeriahan hari kemerdekaan ini", pungkasnya.
Editor : Ahmad Hilmiddin
Artikel Terkait
