"Akan lebih arif dan bijak, sekolah membiarkan wali murid membeli seragam sendiri dengan harga yang lebih terjangkau. Tujuannya, menyesuaikan kondisi keuangan orang rua siswa," ucapnya.
Edy menambahkan kalau sebagian besar yang menyampaikan keluhan tersebut, adalah masyarakat yang berprofesi sebagai buruh bangunan dan buruh tani. Mereka bahkan mengaku harus berhutang, hanya karena untuk menebus kain seragam tersebut.
Para orang tua siswa tidak langsung menyampaikan keberatan kepada sekolah dikarenakan psikologi orang tua siswa yang selalu manut dengan kebijakan sekolah. Hal itu justru menjadi senjata bagi sekolah untuk mengeluarkan kebijakan apapun.
"Satu lagi, iklimnya kan sekolah itu selalu mampu membuat kebijakan hanya karena orang rua siswa memiliki asumsi, jika melawan kebijakan akan berdampak kepada anaknya. Meski sebenarnya itu tidak demikian, tetapi psikologi orang tua siswa yang demikian justru membuat sekolah merasa jika kebijakannya itu diterima," ungkapnya.
Editor : Ahmad Hilmiddin
Artikel Terkait