Sesuai kebijakan Pemerintah pusat, lanjut Kholil, solusi terbaik mengatasi PMK adalah mempercepat vaksinasi hingga minimal 70 persen, dari total populasi sapi yang ada. Sesuai rencana, dosis pertama vaksin sudah mulai berjalan, dosis kedua akan diberikan bulan ke dua, dan terakhit dosis booster akan diberikan enam bulan kemudian.
“Kendala kami di tenaga medis ya, kami hanya ada 20 orang dokter, 20 paramedis, dan 40 mantri yang tersebar di Kabupaten ini. Jumlah tenaga ini sangat kurang jika dibandingkan dengan sasaran angka vaksin,” jelasnya.
Kendala lainnya adalah penerima vaksin yang tidak memungkinkan untuk disentralkan disuatu tempat. Apalagi, kondisi geografis kandang sapi yang berada di dataran tinggi.
“Kita ini kerja tidak mengenal lelah mas, , sangat tidak mungkin disentralkan. Sistem vaksin ternak ini harus jalan dari kandang ke kandang, gak bisa diundang kumpul di Balai desa. Untuk menyasar 5 ekor sapi saja kdang memakan waktu berjalan hingga satu jam,” ucapnya.
Editor : Ahmad Hilmiddin
Artikel Terkait