Minimnya Vaksinator PMK di Situbondo, Membuat Capaian Vaksinasi Ternak Tak Maksimal

Arifin
Vaksinator Disnakkan harus berjalan dari kandang ke kandang untuk memberikn vaksin PMK.(Foto : Arifin/iNews.id)

SITUBONDO, iNews.id - Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Situbondo melaporkan, populasi sapi di wilayah setempat mencapai 555 ribu ekor, dimana tersebar di 132 desa dan empat kelurahan.

Dari total 555 ribu ekor sapi, hingga saat ini baru 3.500 ekor yang sudah mendapatkan dosis pengobatan, dan 10.100 ekor yang sudah mendapatoan vaksin dosis pertama. 

Hanya saja, apabila melihat jumlah tenaga kesehatan hewan yang diterjunkan, dalam penanganan wabah Penyakit mulut dan kuku (PMK), kondisinya tidak seimbang. Yakni, lebih banyak jumlah sapinya, dari pada Tenaga Keswan.

Plt. Kepala Disnakkan, Kholil mengatakan kalau rendahnya cakupan vaksin, disebabkan oleh banyak faktor. Mulai dari jumlah vaksinator yang terbatas, serta kondisi penerima vaksin yang harus didatangi dari kandang ke kandang.

"Tidak ada sedikitpun kami menyembunyikan data (sapi terjangkit PMK), tetapi kami kesulitan tenaga untuk melakukan sensus ternak. Sudah tiga hari ini kami kerjasama dengan para Kades, Camat, Kapolsek, dan Danramil, untuk melakukan pendataan sapi yang mati dan yang sakit serta yang sehat," katanya.

Sesuai kebijakan Pemerintah pusat, lanjut Kholil, solusi terbaik mengatasi PMK adalah mempercepat vaksinasi hingga minimal 70 persen, dari total populasi sapi yang ada. Sesuai rencana, dosis pertama vaksin sudah mulai berjalan, dosis kedua akan diberikan bulan ke dua, dan terakhit dosis booster akan diberikan enam bulan kemudian.

“Kendala kami di tenaga medis ya, kami hanya ada 20 orang dokter, 20 paramedis, dan 40 mantri yang tersebar di Kabupaten ini. Jumlah tenaga ini sangat kurang jika dibandingkan dengan sasaran angka vaksin,” jelasnya.

Kendala lainnya adalah penerima vaksin yang tidak memungkinkan untuk disentralkan disuatu tempat. Apalagi, kondisi geografis kandang sapi yang berada di dataran tinggi.

“Kita ini kerja tidak mengenal lelah mas, , sangat tidak mungkin disentralkan. Sistem vaksin ternak ini harus jalan dari kandang ke kandang, gak bisa diundang kumpul di Balai desa. Untuk menyasar 5 ekor sapi saja kdang memakan waktu berjalan hingga satu jam,” ucapnya.

Editor : Ahmad Hilmiddin

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network