Malam 1 Suro, Tradisi Pembersihan Pusaka yang Masih Lestari

PROBOLINGGO, iNewsProbolinggo.id – Malam 1 Suro dalam kalender Jawa tidak hanya dipandang sebagai awal tahun baru Jawa, tetapi juga sebagai malam yang sakral dan penuh makna spiritual. Di berbagai wilayah, malam ini diperingati dengan beragam tradisi, salah satunya adalah pembersihan pusaka yang masih lestari di kalangan masyarakat adat dan pelestari budaya.
Tradisi pembersihan pusaka dianggap sebagai bentuk penyucian benda-benda warisan leluhur seperti keris, tombak, tombak kecil, dan berbagai benda bertuah lainnya. Pusaka-pusaka tersebut diyakini memiliki nilai spiritual yang tinggi dan dianggap menyimpan energi atau tuah yang perlu dijaga kesuciannya.
Di beberapa daerah, pembersihan pusaka tidak dilakukan secara individu, melainkan secara kolektif dalam bentuk upacara adat. Masyarakat berkumpul dan menggelar ritual bersama sebagai simbol kebersihan lahir dan batin di awal tahun Jawa yang baru.
Selain aspek spiritual, malam 1 Suro juga dijadikan momentum untuk melakukan perenungan, tirakat, dan menjauhkan diri dari keramaian. Pembersihan pusaka menjadi bagian dari proses membersihkan diri, lingkungan, dan energi di sekitar.
Meskipun era modern telah mengubah banyak kebiasaan masyarakat, tradisi pembersihan pusaka pada malam 1 Suro tetap hidup sebagai wujud pelestarian nilai-nilai warisan budaya Jawa. Di tengah zaman yang semakin maju, kegiatan ini menjadi pengingat bahwa sejarah, spiritualitas, dan penghormatan terhadap leluhur masih menjadi bagian penting dalam kehidupan sebagian masyarakat Indonesia.
Editor : Arif Ardliyanto