Usai Hujan, Tepi Sungai di Probolinggo Ambles
![header img](https://img.inews.co.id/media/600/files/networks/2022/03/04/d3f38_ambles.jpg)
PROBOLINGGO, iNews.id - Hujan yang mengguyur sejumlah wilayah di Kabupaten Probolinggo, Rabu (2/3) sore, membuat sejumlah bantaran sungai ambles. Kondisi tepian sungai ambles itu tersebar di tiga kecamatan.
Parapet Kali Peh Ambulu irigasi sungai Desa Mentor, Kecamatan Semberasih. Di sana, parapet yang ambles atau jebol sepanjang 10–11 meter.
Kali Glintongan di Brumbungan Lor, Kecamatan Gending, bagian yang ambles adalah tebing. Namun, ukurannya tidak terlalu besar. Berupa titik-titik kecil.
Yang terakhir, bantaran saluran sungai primer Sumber Bendo Jeruk. Masuk perbatasan Desa Sindetlami, Kecamatan Besuk dengan Desa Glagah, Pakuniran. Bantaran yang ambles sepanjang 16 meter dengan kedalaman sekitar 4 meter. Lokasinya tepat di tepi jalan kabupaten.
Kepala UPT Pengelolaan Jalan Sumber Daya Alam (PJSDA) di Dinas PUPR Kabupaten Probolinggo Ahmad Mulyono mengatakan, pihaknya telah memantau tiga lokasi yang ambles di tepi sungai. Bahkan, pihaknya sudah datang ke lokasi untuk mengecek.
"Kami sudah melakukan pengecekan di tiga lokasi itu. Di masing-masing lokasi berbeda kerusakannya,” katanya, Kamis (3/3).
Setelah pengecekan itu, pihaknya memasang rambu-rambu peringatan di tiga sungai lokasi yang tepiannya ambles. Fungsinya sebagai peringatan bagi masyarakat atau pengguna jalan bahwa lokasi tersebut berbahaya.
“Utamanya di Sindetlami, karena lokasi yang amblas ada di dekat jalan. Jadi, takut bahaya, kami sudah pasang rambu,” terangnya.
Untuk penanganannya, lanjut Mulyono, pihaknya telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak. Salah satunya dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo dan Pemprov Jawa Timur.
“Untuk ambles di Sindetlami, kami sudah komunikasi dengan pihak provinsi. Sebab, itu kewenangan provinsi. Dan sebagai langkah sementara, akan kami pasang sand bag di titik yang ambles,” tuturnya.
Hal serupa akan dilakukan untuk titik yang ambles di Kecamatan Sumberasih dan Gending. Di dua lokasi itu, akan dipasang juga sand bag sebagai penanganan sementara.
“Kami juga telah berkoordinasi dengan pihak desa setempat untuk penanganannya, juga BPBD akan melakukan asesmen. Untuk yang di Brumbungan kami siapkan 100 sand bag,” ujarnya.
Di samping itu, Suharti Ningsih, 34, salah satu warga asal Sindetlami yang memiliki rumah tepat berada di depan lubang tepi sungai setempat mengatakan jika lubang tersebut diketahuinya sekitar pukul 21.00 kemarin.
“Hujannya deras sekali sejak sore. Cukup lama. Tahunya pukul 21.00 itu kalau ada lubang besar yang menganga di tepi sungai,” ujarnya.
Beruntungnya, kata Ningsih, lubang tersebut ada, sehingga air sungai yang mulai meluap bisa terbuang ke lUbang tersebut. Jika tidak, air bisa meluap ke permukiman warga sebelah selatan.
“Untung ada lubang itu, kata tetangga kalau tidak ada, meluap ke selatan. Di selatan kan ada yang rendah lokasinya,” ujarnya.
Dengan adanya lubang besar tersebut, Ningsih khawatir. Sebab, aliran air yang masuk ke dalam lubang melintas tepat di bawah jalan. Dikhawatirkan jalan juga ikut amblas.
“Terakhir normalisasi di sini, kalau tidak salah 5 tahun lalu. Jadi dangkal sungainya sekarang. Lalu tidak ditutup bisa-bisa jalannya juga ikut ambles. Airnya kan di bawahnya, mengalir ke anak sungai yang di seberang jalan ini,” ujarnya.
Editor : Ahmad Hilmiddin