get app
inews
Aa Read Next : Makhluk Perusak Ya'juj Ma'juj Keringkan Danau Thabariyah, Apa Hubungan Mereka dengan Dajjal? 

Gawat! Kini Muncul Tanda 'Kiamat' Makin Nyata di Bantar Gebang Bekasi 

Senin, 08 Juli 2024 | 08:12 WIB
header img
Tempat pembuangan akhir sampah atau TPA Bantar Gebang di Bekasi, Jawa Barat. Foto: Ist

JAKARTA, iNewsProbolinggo.id - Dunia saat ini, tengah dilanda 3 krisis lingkungan atau triple planetary crisis. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Suharso Monoarfa menyatakan, tiga krisis itu adalah perubahan iklim, polusi, kerusakan lingkungan serta kehilangan keanekaragaman hayati.

"Dampak perubahan iklim di Indonesia berpotensi menimbulkan banyak kerugian," kata Suharso dalam acara Green Economy Expo, di Jakarta Convention Center, beberapa waktu lalu. 

Suharso menyatakan bahwa perubahan iklim di Indonesia diperkirakan merugikan negara sebesar Rp544 triliun pada periode 2020-2024.

Dia menjelaskan bahwa perubahan iklim dan kerusakan lingkungan menyebabkan beberapa wilayah berisiko tenggelam, seperti sebagian wilayah Demak dan Pekalongan akibat naiknya permukaan laut.

"Kita lihat di Pekalongan sering terjadi banjir rob, ada jembatan yang sudah dibangun ambruk, dibangun lagi ambrol lagi," katanya.

Begitu pula di Kalimantan Selatan, Suharso mengatakan banjir sering terjadi di hulu Sungai Barito. Sementara itu, kekeringan dan krisis air telah melanda 2.700 hektare lahan pertanian di Indonesia.

Suharso melanjutkan bahwa polusi, termasuk sampah, juga menjadi masalah krisis lingkungan saat ini. Dia memperkirakan hampir seluruh tempat pembuangan akhir sampah akan penuh pada 2028.

Tempat pembuangan akhir sampah atau TPA adalah lokasi akhir untuk penempatan sampah. Di Indonesia, salah satu yang paling terkenal adalah TPA Bantar Gebang di Bekasi, Jawa Barat.Jilka TPA Bantar Gebang penuh tanpa penanganan serius, maka tanda "kiamat" muncul dibekasi.

"Pada 2028 diperkirakan hampir seluruh tempat pembuangan akhir sampah akan penuh jika kita tidak melakukan apa pun," kata dia.

"Ancaman terhadap keanekaragaman hayati juga terus terjadi akibat ketidakseimbangan ekosistem," tutur Suharso.

Oleh karena itu, Suharso mengatakan keadaan triple planetary crisis ini memaksa Indonesia untuk melakukan transformasi. Transformasi itu, kata dia, salah satunya di bidang perekonomian.

"Triple planetary crisis ini memaksa kita untuk melakukan transformasi. Strategi transformasi tersebut telah disusun dalam Rencana Jangka Panjang Nasional 2025-2045," kata dia.

Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut