JAKARTA, iNewsProbolinggo.id - Menjadi mualaf bukanlah perkara mudah. Banyak rintangan dan tantangan bahkan penolakan yang datang dari orang-orang terdekat seperti dari keluarga.
Shopia, seorang mualaf cantik asal Inggris, yang berjuang keras untuk mempertahankan iman Islam juga mengalami hal serupa.
Melansir kanal YouTube Ayatuna Ambassador pada Rabu (20/12/2023) disebutkan, Shopia awalnya sering bergaul dengan teman-teman Muslim. Terutama saat menjelang semester II, dia aktif berpartisipasi dalam kegiatan komunitas Muslim di kampusnya.
"Mereka mengajari saya banyak hal tentang Islam dan sangat ramah," ungkap Sophia.
Melalui interaksi dengan teman-teman Muslimnya, Shopia mulai tertarik dengan ajaran agama Islam. Dia terlibat aktif dalam kegiatan komunitas Muslim di kampus dan merasakan kedamaian serta kehangatan di dalamnya.
Akhirnya, suatu hari, Shopia memutuskan untuk memeluk Islam. Ia mendapat dukungan besar dari teman-teman Muslimnya, bahkan diberikan hadiah berupa hijab untuk dipakai.
"Saat saya lebih mendalami, saya sadar bahwa ini adalah ajaran yang ingin saya ikuti dalam hidup saya," ungkap Shopia.
Namun, sejak menjadi mualaf, dia belum siap untuk memberitahu keluarganya. Ayahnya sangat anti-Islam atau menderita Islamophobia.
Situasi ini membuat Shopia merasa terjebak. Di satu sisi, dia ingin mempertahankan Islam, tetapi di sisi lain, dia juga ingin memenuhi harapan dan menyenangkan hati ayahnya. Karena itu, ketika mengenakan hijab, Shopia harus menyembunyikannya dari ayahnya.
Setibanya di kampus, Shopia mengenakan abaya dan hijabnya kembali. Namun, ketika pulang, dia segera melepaskannya, khawatir ayahnya mengetahui bahwa sekarang dia seorang Muslim.
Suatu hari, Shopia tertangkap ayahnya mengenakan pakaian muslimah. Ayahnya terkejut dan sangat marah karena putrinya memeluk Islam, keyakinan yang sangat tidak disukai oleh keluarganya.
"Karena aku menyembunyikan kebenaran dari ayahku, aku membuatnya sangat kecewa dengan apa yang aku lakukan," ujarnya.
"Tapi aku mencintai Islam karena ia membuatku menjadi pribadi yang lebih baik," tambah Shopia.
Setelah diketahui oleh ayahnya, Shopia akhirnya menjelaskan bahwa sekarang dia seorang Muslim. Dia meninggalkan kebiasaan buruk seperti minum alkohol dan mengonsumsi makanan yang diharamkan.
Ayah Shopia langsung marah dan meminta agar putrinya meninggalkan rumah. Ayahnya menganggap Islam terkait dengan terorisme.
"Ayah berkata, 'Cari tempat tinggal lain, aku tidak ingin ada bom di kotak suratku,'" katanya.
Meskipun secara perlahan hubungan Shopia dengan ayahnya mulai membaik, mereka tetap berkomunikasi meskipun tidak tinggal satu rumah lagi. Namun, ayahnya tetap menolak untuk menerima bahwa putrinya sekarang menjadi mualaf.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta