RS Al-Shifa adalah yang terbesar di Kota Gaza dan terputus dari dunia luar selama lebih dari 72 jam pada minggu lalu setelah blokade mematikan oleh pasukan Israel yang mencakup tank di gerbang depan.
Militer Zionis mengatakan RS itu berada di atas jaringan terowongan yang merupakan bagian dari markas bawah tanah Hamas.
Israel menuduh kelompok Hamas menggunakan RS dan pasien sebagai tameng manusia, sebuah tuduhan yang dibantah oleh pejabat kesehatan Hamas dan Palestina.
Dalam insiden terpisah, Israel mengeklaim telah menemukan terowongan menuju rumah sakit lain dari rumah seorang agen Hamas.
PBB yakin ribuan, dan mungkin lebih dari 10.000 orang—termasuk pasien, staf, dan warga sipil yang mengungsi—mungkin berada di dalam RS Al-Shifa dan tidak dapat melarikan diri karena pertempuran sengit di dekatnya. Al-Quds, rumah sakit terbesar kedua di wilayah tersebut, telah terputus dari dunia luar selama seminggu.
RS dan tenaga medis, dilindungi berdasarkan hukum humaniter internasional dan pihak-pihak yang berkonflik harus memastikan perlindungan mereka.
Mereka tidak dapat digunakan untuk melindungi sasaran militer dari serangan, namun operasi apa pun di sekitar atau di dalam harus melindungi pasien, staf, dan warga sipil lainnya, kata Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB dalam laporan terbarunya dari Gaza.
Israel telah berjanji untuk membantu mengevakuasi bayi-bayi di RS Al-Shifa. Sejauh ini hal itu belum terjadi.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta