Terowongan kereta api yang dikenal angker bernama Terowongan Ijo. Berlokasi di Daop 5 Purwokerto, Jawa Tengah.
Banyak cerita yang tersebar bahwa banyak yang melihat keranda mayat yang berseliweran terbang, dan ada juga yang melihat muka pocong menempel pada jendela dekat tempat dudukmu saat di kereta.
Lebih tua dari kereta api sebelumnya, Terowongan Ijo dibangun pada dua dekade akhir abad 19 atau tahun 1880-an. Saat ini, terowongannya status terowomgannya tidak menentu, terkadang berubah dari aktif ke nonaktif, dan kadang berganti, semua tergantung kelancaran rel di dalam terowongan.
Menurut warga setempat juga mengatakan bahwa Terowongan Ijo juga sering dijadikan tempat bunuh diri.
3.Terowongan Eka Bakti Karya
Kalo ini terowongan kereta api terpanjang kedua di Indonesia yang masih aktif dan terkenal angker yaitu bermama Eka Bakti Karya.
Lokasinya berada di daerah Pongajih, Malang, dan menurut orang-orang yang melintas di sana, mereka sering mendengar jeritan yang sangat mengganggu telinga.
Tidak hanya itu saja, kawasan terowongan yang dekat dengan Bendungan Karangkates ini, kerap dijadikan sebagai tempat bunuh diri.
Dari banyak cerita yang beredar bunuh diti dilakukan dengan terjun dari atas bangunan dan menabrakkan diri pada kereta yang sedang melintas. Masyarakat sekitar Pohgajih pun percaya, terowongan ini dihuni oleh makhluk yang suka meminta tumbal.
4.Terowongan Lampegan
Terowongan Lampegan yang juga terkenal angker ini berlokasi di daerah Lampegan, Jawa Barat. Terowongan ini dibangun pada tahun 1879, dan selesai pada tahun 1882, oleh perusahaan kereta punya kompeni Belanda.
Pada saat masa pembangunannya, banyak korban berjatuhan lantaran mengalami kecelakaan seperti tertimpa reruntuhan, baik dari pihak masyarakat Indonesia maupun pihak Belanda.
Terowongan Lampengan ini memiliki panjang 686 meter, cerita yang beredar sering terdengar teriakan minta tolong yang memilukan.
Ada cerita yang lebih heboh, adalah cerita tentang seorang Nyai Sadea, seorang ronggeng, yang berpakaian stelan kebaya dan berwajah pucat yang tersebar luas bahkan terwariskan dari satu generas ke generasi lain sampai saat ini.
Nyai Sadea sering kelihatan muncul di pinggir terowongan, lalu ia menghilang begitu saja. Dia pun punya senyum yang sangat manis, menurut cerita setempat.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta