PROBOLINGGO, iNewsProbolinggo.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo bersama Dinkes Provinsi Jawa Timur, turun langsung mengedukasi masyarakat untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak.
Kegiatan tersebut, digelar di KPRI Jaya Sehat Desa Krejengan, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo, Rabu (10/5/2023).
Dalam kegiatan itu, Dinas Kesehatan melibatkan dua organisasi profesi sebagai narasumber yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak yakni Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dan berkaitan dengan gizi, dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI).
Kegiatan Edukasi Ibu dan anak tersebut, diikuti Sebanyak 110 peserta yang terdiri dari ibu dan anak, serta ibu hamil yang ada disekitar Puskesmas Krejengan yakni 6 Desa terdekat.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kabupaten Probolinggo, Sri Wahyu Utami mengatakan, kegiatan tersebut merupakan langkah langsung kepada masyarakat, dalam memberikan pemahaman arti pentingnya kesehatan ibu hamil atau calon bayi yang akan lahir, agar tidak menjadi bayi yang tidak sehat atau BBLR.
"Kita ingin bayi yang lahir nantinya, memang bayi yang benar - benar sehat karena tidak hanya sekedar melahirkan tapi bagaimana kita harus tetap bisa mengawal kesehatan balita atau anak - anak kita sampai dewasa", ungkapnya.
Hal tersebut merupakan cara bagaimana, menyiapkan generasi terkait pertumbuhannya, asupan gizi yang baik, dan juga setelah melahirkan harus menyusui, pemberian ASI ekslusif dan pemberian makanan tambahan setelah 6 bulan kedepan.
"Jadi pemahaman masyarakat nanti akan lebih luas lagi sehingga gizi untuk ibu hamil maupun anak - anak ini tercukupi dengan baik tidak harus mahal", ucap Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Kab. Probolinggo.
Ia menambahkan, dengan adanya kegiatan tersebut, bisa mengatasi segala permasalahan yang ada di masyarakat. Tidak hanya masalah stunting saja, tapi kelebihan berat badan (obesitas) juga akan menjadi masalah bagi anak.
"Kami harapkan juga hal tersebut tersampaikan, nah kami disini juga menekankan akan pentingnya posyandu agar masyarakat mendapatkan informasi tentang kondisi kesehatannya baik ibu hamil, bayi maupun balita", pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Krejengan, drg. Siti Maisaroh mengatakan, kegiatan edukasi tersebut sangat penting sekali bagi ibu dan anak dengan narasumber dari IBI dan PERSAGI.
"Dari IBI kami harapkan bisa mengedukasi ibu hamil untuk lebih protektif lagi terkait gizi dan apa saja yang perlu dilakukan untuk menghidari terjadinya kasus BBLR atau bayi yang berat badan lahir rendah", ungkapnya.
Ia menambahkan, untuk narasumber dari PERSAGI diharapkan bisa fokus terhadap balita, terutama cara ibu dalam pemberian ASI eksklusif. Pasalnya saat ini, banyak ibu - ibu tergiur dengan Susu formula.
"Jadi harapan kami, pemberian sufor atau PMT itu sudah di stop jadi full ASI eksklusif dan setelah 6 bulan, banyak juga kasus balita yang susah makan. Itu karena sudah dikenalkan dengan snack jadi dengan adanya ilmu yang diberikan dari PERSAGI, gizi yang masuk kedalam balita itu bisa seimbang", ucap Kapus Krejengan.
Pihaknya menghadirkan sekitar 110 ibu dan anak, yang ada disekitar Puskesmas Krejengan, terdiri dari 6 desa terdekat. Mengingat ibu hamil tersebut memiliki resiko yang tinggi, selain perjalanan yang lumayan jauh serta suhu cuaca yang panas.
"Kami berharap dari kegiatan ini kepada ibu - ibu yang hadir sekarang bisa menyerap ilmu dengan sebaik - baiknya dan bisa mempraktekkan sehari - hari di rumah serta ditularkan kepada yang lain agar bisa tersampaikan kepada yang lain", pungkasnya.
Petugas Promosi Kesehatan pada Dinkes Jatim, Diah Wardiningtias mengatakan, kegiatan tersebut dilaksanakan dengan cara menyentuh langsung kepada masyarakat, untuk mencegah kematian ibu dan anak maupun masalah stunting.
"Jadi kita kesini, ke Kabupaten Probolinggo karena disini masih perlu meningkatkan kesehatan ibu dan anak", ungkapnya.
Kegiatan edukasi ibu dan anak tersebut, dilakukan di 2 tempat yakni Puskesmas Gending dan Krejengan, yang merupakan kasus tertinggi di Kabupaten Probolinggo terkait kasus kematian ibu dan anak.
"Tujuan dari kegiatan ini, untuk mengedukasi masyarakat agar kita bisa merubah prilaku hidup sehat karena memang harus diawali dengan pengetahuan cukup dan isasarannya, 90% ibu hamil dan ibu yang punya bayi balita", Pungkasnya.
Editor : Ahmad Hilmiddin