PROBOLINGGO,iNewsprobolinggo.id - Social anxiety atau kecemasan sosial adalah kondisi kesehatan mental di mana seseorang mengalami kekhawatiran berlebihan saat dihadapkan pada situasi sosial.
Menurut situs NHS, ada beberapa jenis pengobatan yang tersedia untuk gangguan kejiwaan ini, antara lain terapi perilaku kognitif, self-help dengan bantuan pakar, dan konsumsi obat antidepresan. Saat ini, ada sebuah bukti baru tentang satu hal sederhana yang dapat membantu mengurangi kecemasan sosial, yaitu mencium aroma tubuh manusia lain.
Sebelumnya, bau badan selalu dianggap sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan. Namun, penelitian terbaru menemukan bahwa mencium bau badan orang lain mungkin dapat membantu mengatasi kecemasan sosial.
Mencium aroma atau bau badan orang lain apalagi yang tak sedap, memang menjijikkan bagi sebagian orang. Bau badan yang menyengat dan menganggu tersebut, memang erat kaitannya dengan kebersihan diri seseorang.
Punya bau badan yang tidak sedap, artinya kebersihan diri masih kurang karena masih ada bakteri yang tersisa menempel di tubuh.
Tapi jangan salah, di balik imej negative bau badan, ternyata menurut suatu studi, bau badan memiliki manfaat terkait kecemasan sosial. Hasil studi penelitian terbaru dari Institut Karolinska di Swedia yang dipresentasikan di Kongres Psikiatri Eropa di Paris, menemukan bahwa kecemasan sosial bisa berkurang hingga hampir 40 persen dengan bantuan "sinyal kemoterapi" manusia, dalam hal ini bau badan orang lain, dilansir dari New York Post, Sabtu (22/4/2023)
Meskipun terlihat tidak menarik, paparan bau badan dikatakan terbukti bisa mengurangi kecemasan sosial ketika disertai dengan terapi kesadaran. Penelitian terbaru ini dilakukan menggunakan sampel keringat dari 48 orang wanita dengan rentang usia, 15 hingga 35 tahun dengan kecemasan sosial, dengan mengeluarkan sinyal kemoterapi dan memaparkan para peserta pada sinyal tersebut.
Kemudian, keringat dan bau dikumpulkan lalu para peneliti memilih berbagai klip film yang dimaksudkan untuk memunculkan emosi, seperti rasa gembira dan rasa takut, untuk menentukan apakah efek sinyal kemoterapi bisa berbeda berdasarkan reaksi orang yang berkeringat.
Hasilnya menunjukkan, usai menjalani satu sesi terapi mindfulness dengan sinyal kemoterapi, kecemasan sosial berkurang sekitar 39 persen. Sebaliknya, kelompok kontrol hanya mengalami penurunan sebesar 17 persen.
Elisa Vigna, studi penulis utama dalam penelitian ini menjelaskan, bahwa kondisi pikiran kita menyebabkan tubuh menghasilkan molekul (atau sinyal kemo) dalam keringat, yang mengkomunikasikan kondisi emosional diri dan menghasilkan respons yang sesuai pada penerima.
Temuan para peneliti memperlihatkan bahwa menggabungkan sinyal-sinyal kemoterapi ini, dengan terapi kesadaran sepertinya memberikan hasil yang lebih baik dalam mengobati kecemasan sosial daripada yang bisa dicapai kalau hanya memakai terapi kesadaran saja.
Selanjutnya, disebutkan lebih lanjut para ilmuwan mengatakan bahwa mereka kini sedang dalam proses penelitian lanjutan untuk menguji bau badan yang dikumpulkan selama "film dokumenter yang netral secara emosional.
Editor : Ahmad Hilmiddin