Tambah penghasilan, warga dagang bunga di Stadion Kanjuruhan

MALANG, iNewsProbolinggo.id - Pasca tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang membuat banyak masyarakat datang untuk berdoa. Hal itu dimanfaatkan warga sekitar untuk berjualan bunga segar.

Dari pantauan iNewsProbolinggo.id pada Sabtu (15/10/2022) sore banyak warga yang menawarkan dagangan bunganya. Mulai dari pintu masuk area luar stadion hingga di area depan stadion. 

Baca Juga

Aremania Menggugat Laporkan Ketua Umum PSSI Iwan Bule ke Polres Malang

Salah seorang penjual bunga Yanto mengatakan kalau untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya, Yanto menjual bunga meski dengan hati dengan hati yang sedih jika teringat ratusan nyawa melayang pada tragedi yang terjadi 1 Oktober 2022 malam itu.

"Saya aslinya jual baju mas, cuma untuk menambah penghasilan saya juga jual bunga. Ya meski kadang sedih kalau ingat saat itu," jelasnya. 

Yanto mengaku setiap harinya ia mempu menjual 15 sampai 25 bungkus bunga, yang rata-rata bunga tersebut ia jual dengan harga Rp 5 ribu. 

Baca Juga

Pengakuan Rusdi, Aremania Probolinggo Tunggu Temannya di Kanjuruhan Diragukan

"Namanya juga rejeki mas, gak nentu. Saya jualan disini sejak pagi sampai jam 12 malam (00.00 WIB, red)," akunya.

Yanto menceritakan kalau saat peristiwa itu terjadi, dirinya bersama sang istri sedang berjaga lapak dagangannya yang berada di area luar  stadion. Namun tiba-tiba ia mendengar informasi kalau terjadi kericuhan di dalam stadion dan ribuan orang masih terjebak didalamnya.

Yanto mengira kericuhan itu hanya salah paham biasa seperti yang terjadi sebelum-sebelumnya. Tetapi siapa sangka, ternyata peristiwa itu menyebabkan ratusan nyawa melayang. 

Baca Juga

Masih Banyak Orang Berkunjung ke Stadion Kanjuruhan untuk Doakan Korban

"Kaget saya mendengar itu, padahal selama saya jualan disini yang sudah 10 tahun, belum pernah terjadi peristiwa yang sampai menyebabkan suporter meninggal," katanya.

Yanto berharap peristiwa serupa tidak terulang kembali. Dan berharap pula peristiwa ini juga menjadi awal perdamaian seluruh suporter di Indonesia.

Editor : Ahmad Hilmiddin