SITUBONDO, iNews.id - AS, Seorang siswa sekolah dasar negeri (SDN) 1 Gudang, Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo mengalami nasib malang. Itu karena, AS yang baru duduk di bangku kelas 6, sudah terancam putus sekolah.
Penyebab cukup sepele, bocah berusia 13 tahun dikenai sanksi pihak sekolah gara-gara ia bersama kedua temannya, bermain kayang-kayangan di sekolah.
Kejadian itu, dibenarkan oleh Wahid orang tua AS. Ia menyebut, putranya sudah sejak sepekan lalu tidak diperbolehkan masuk oleh pihak sekolah, dengan dalih AS sudah diberhentikan, meski hanya secara lisan.
“Iya, anak saya sudah satu minggu ini tidak boleh masuk sekolah. Memang belum ada surat resminya. Tapi katanya secara lisan sudah dikeluarkan, lantaran main sapi-sapian,” beber Wahid, dikutip iNewsProbolinggo.id, Selasa (9/8/2022).
Atas keputusan tersebut, Wahid mengaku kecewa, dengan sikap yang ditunjukkan pihak sekolah. Apalagi, kejadian kebijakan sekolah mengharuskan anaknya putus sekolah.
Menurutnya, hal tersebut sebenarnya bukanlah pelanggaran berat atau bahkan melanggar hukum. Anehnya lagi, kayang-kayangan yang dilakukan bersama tiga orang lainnya itu, hanya AS kemudian yang harus menanggung pilu.
"Seharusnya kan diberi peringatan atau pembinaan terlebih dahuku, atau syaa sebagai orang tuanya dipanggil ke sekolah. Kalau langsung dikeluarkan, itu kan arogan namanya. Apa karena saya orang miskin diperlakukan tidak adil oleh pihak sekolah," paparnya.
Kepala sekolah SDN setempat, Abdul Asiz, membantah jika sekolah melakukan pemberhentian terhadap AS, karena masalah bermain kayang. Akan tetapi, AS berhenti karen memiliki masalah dengan orang tua siswa lainnya.
"Justru AS, sementara harus belajar di rumah, karena sekolah masih melakukan upaya mediasi," kata Asiz.
Meski tidak disebutkan dengan jelas, Abdul Asiz membenarkan, bahwa ada gerakan dari sejumlah wali murid yang menginginkan, agar AS tidak lagi bersekolah di salah satu sekolah favorit Warga Asembagus tersebut.
“Tidak benar lah kalau pihak sekolah melakukan langkah seperti itu (pemberhentian), kami ini dalam rangka mencari solusi bagaimana konflik antara AS, dan wali murid lainnya ada jalan tengah. Karena memang ada keinginan wali murid agar AS pindah sekolah, tetapi kami tetap akan mengambil solusi terbaik,” urainya, Selasa (9/8/2022).
Terkait AS yang tidak masuk sekolah hingga sepekan lebih, Asiz menerangkan, bahwa bukan diberhentikan melainkan sementara waktu AS belajar sendiri di rumah, sembari menunggu pihak sekolah menemukan jalan tengah yang diharapkan tidak merugikan pihak manapun.
“Belajar di rumah dan ada guru pembimbing yang datang memantau AS ke rumahnya. Jadi tidak diberi sangsi tidak masuk sekolah, tetapi belajar di rumah. Kami ini masih terus melakukan mediasi dengan para pihak, karena bagi kami ini menyangkut masa depan anak didik,” tutupnya.
Editor : Ahmad Hilmiddin