Di Tengah Eloknya Gunung Bromo, Warga Tengger Probolinggo Masih Bergelut dengan Krisis Air Bersih

Raphel Azizah
Kades Ngastaman saat menyampaikan keluhan warganya tentang sulitnya air bersih (FOTO: Raphel/iNewsProbolinggo.id)

PROBOLINGGO, iNewsProbolinggo.id - Keindahan Gunung Bromo telah lama menjadi magnet wisata yang memikat wisatawan domestik maupun mancanegara. Namun, di balik panorama alam yang memesona itu, tersimpan realita getir yang dialami masyarakat Suku Tengger, khususnya di Desa Ngadas, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.

Warga desa yang hidup di lereng Bromo itu terus bergulat dengan keterbatasan akses air bersih, terutama saat musim kemarau.

Kekeringan yang melanda membuat mereka harus menempuh jarak belasan hingga puluhan kilometer hanya untuk mendapatkan air.

“Kalau kemarau sudah datang, warga harus jalan jauh. Sumber terdekat bisa sampai 20 kilometer dari sini,” ujar Kepala Desa Ngadas, Ngastaman, Jumat (25/7/2025).

Sumber air yang mereka manfaatkan berada di wilayah perbatasan Kabupaten Lumajang, tepatnya di sekitar kawasan Ranu Kumbolo.

Meski demikian, Ngastaman menegaskan bahwa air yang diambil bukan dari danau, melainkan dari rembesan di sekitar area tersebut.

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari, warga Ngadas kerap mengandalkan bantuan dari pemerintah daerah dalam bentuk distribusi air melalui truk tangki.

Kondisi ini bukan persoalan baru. Sudah bertahun-tahun warga Tengger hidup dalam keterbatasan air bersih, dan hingga kini belum ada solusi jangka panjang yang benar-benar menjawab kebutuhan dasar tersebut.

Dalam forum diskusi bertajuk Mujadalah Kyai Kampung yang digelar di Desa Ngadas, warga menyuarakan harapan mereka langsung kepada Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Yandri Susanto, yang hadir dalam kegiatan tersebut.

Menanggapi aspirasi tersebut, Bupati Probolinggo, Muhammad Haris Damhuri Romli, mengakui bahwa masalah ini telah menjadi perhatian sejak lama.

“Kami terus mencari solusi terbaik. Persoalan air bersih di kawasan pegunungan Tengger memang sudah berlangsung lama dan memerlukan langkah serius serta kolaboratif,” jelasnya.

Di balik megahnya lanskap Gunung Bromo, kisah warga Ngadas menjadi pengingat bahwa pembangunan tak cukup hanya menyentuh sektor pariwisata.

Kesejahteraan masyarakat lokal yang menjaga kelestarian alam pun patut menjadi prioritas utama.

Editor : Arif Ardliyanto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network