PROBOLINGGO, iNewsProbolinggo.id - Tren angka kemiskinan reguler di Kabupaten Probolinggo pada tahun 2024 mengalami penurunan sebesar 0,74 persen dibanding tahun 2023. Di mana sebelumnya mencapai 17,19 persen kini menjadi 16,45 persen.
Hal itu terungkap saat Wakil Bupati (Wabup) Probolinggo Gus Fahmi AHZ selaku Ketua Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) menggelar rapat koordinasi (rakor) TKPK Kabupaten Probolinggo tahun 2025, Rabu (23/4/2025).
Ia menjelaskan, berdasarkan Rencana Pembangunan Daerah (RPD) tahun 2024-2026 target penurunan angka kemiskinan 16,00% di tahun 2024, 15,75% di tahun 2025 dan 15,50 di tahun 2026.
"Jumlah penduduk miskin tahun 2024 turun sebanyak 7.910 orang dari tahun 2023," katanya.
Wabup Fahmi menambahkan, selain kemiskinan reguler, kemiskinan ekstrem juga mengalami penurunan 1,69% dari yang sebelumnya di tahun 2023 sebesar 2,28% menjadi 0,59% di tahun 2024.
Hal itu membuat Kabupaten Probolinggo berada di peringkat nomor delapan terbawah se Jawa Timur setelah Sumenep, Bojonegoro, Ngawi, Sampang, Situbondo, Tuban dan Nganjuk.
"Sedangkan angka kemiskinan ekstrem Provinsi Jawa Timur sebesar 0.66%," ucapnya.
Berdasarkan tagging program dan anggaran kemiskinan di Stranas PK SIPD-RI, alokasi anggaran untuk kemiskinan ekstrem tahun 2025 sebesar Rp 309.939.318.302 yang tersebar di 15 perangkat daerah, 33 puskesmas dan 18 kecamatan dengan jumlah sub kegiatan sebanyak 658 sub kegiatan.
Namun dengan adanya efisiensi anggaran, terjadi perubahan anggaran kemiskinan ekstrem menjadi Rp 297.087.834.982, terjadi pengurangan sebesar Rp 12.851.483.320.
"Terkait dengan hal tersebut diharapkan agar anggaran lebih berdaya guna untuk percepatan penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Probolinggo," paparnya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait