Terpisah, petani cabai rawit asal Desa Bugeman Kecamatan Kendit, Situbondo, Yono mengatakan, kenaikan harga cabai rawit dipicu oleh banyaknya petani yang mengalami gagal panen, akibat tanaman cabai diserang hama cacar atau busuk buah.
"Kenaikan harga cabai rawit saat ini, karena petani cabai banyak yang gagal panen. Disamping itu, curah hujan yang tak menentu masih tinggi selama dua bulan terakhir, hingga menyebabkan tanaman cabai milik petani busuk buahnya," jelasnya.
Merespon itu, Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan, Dinas Koperasi Perdagangan industri (Diskoperindag) Situbondo Ruben Pakilaran mengatakan, pihaknya tidak dapat berbuat banyak, dalam mengatasi kenaikan harga di pasaran.
Itu karena pihaknya, terang Ruben, hanya bertugas untuk memantau harga bahan pokok dan memastikan stok kebutuhan bahan pokok tersedia di pasar.
"Disperindag tetap memantau harga dan menjaga ketersediaan stok, bahan pokok di pasaran. Untuk harga, sudah dikembalikan kepada mekanisme pasar, pasar kan prinsip ekonominya barang jarang, permintaan tinggi harga naik. Juga sebaliknya jika barang banyak pembeli sedikit harga turun, kita tidak bisa mengintervensi harga disitu," terangnya.
Editor : Ahmad Hilmiddin
Artikel Terkait