Berikut Sejarah Lebaran Ketupat dan Filosofinya

PROBOLINGGO, iNews.id - Lebaran Ketupat merupakan tradisi yang dilakukan sebagian besar masyarakat Muslim Indonesia khususnya di Pulau Jawa setelah tujuh hari Idul Fitri.
Lebaran ketupat ini memiliki makna yaitu mengajak seorang muslim untuk menjadi pribadi yang baik, luhur akhlaknya dan meningkatkan amalan ibadah.
Tradisi lebaran ketupat atau biasa disebut dengan Syawalan ini di kalangan masyarakat Jawa tidak lepas dari peran salah satu Walisongo, yakni Sunan Kalijaga.
Pada saat itu, Kanjeng Sunan Kalijaga memperkenalkan dua istilah yaitu, Bakda Lebaran yang merupakan tradisi silaturahmi dan bermaaf-maafan setelah salat Idul fitri, dan Bakda Kupat yang merupakan perayaan sepekan setelahnya.
Perayaan tradisi lebaran ketupat ini dilambangkan sebagai simbol kebersamaan dengan memasak ketupat dan mengantarkannya kepada sanak kerabat pada tradisi masyarakat Jawa.
Editor : Ahmad Hilmiddin