Polisi Kembali Temukan 25 Ribu Pohon Ganja Dari 22 Lokasi Berbeda di Kawasan TNBTS

PROBOLINGGO, iNewsProbolinggo.id - Tim gabungan kembali menemukan 25.000 pohon ganja di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), dari 22 titik berbeda.

Kabag Ops Polres Lumajang, Kompil Jauhar Ma'arif mengatakan, pada sabtu (21/9/2024) kemarin ia bersama tim gabungan kembali menemukan 22 titik yang berbeda di dekat lokasi sebelumnya, di daerah Senduro, Kabupaten Lumajang.

Baca Juga

Ratusan Batang Pohon Ganja Ditemukan di Pegunungan TNBTS

“Hari itu ada 25 ribu pohon ganja yang kita temukan di 22 titik berbeda, langsung kita angkut pakai karung sekitar 63 jumlahnya,” terangnya, pada senin (23/9/2024) siang, melalui pesan Whatsapp.

Penemuan ini menambah panjang daftar penangkapan tanaman haram tersebut di kawasan yang sama dalam beberapa hari terakhir.

Sebelumnya, pada Rabu (18/9/2024) petugas menemukan 472 pohon ganja dan Jumat (20/9/2024). Juga menemukan 10 ribu tanaman ganja dan 10 kilogram ganja kering siap edar.

Jauhar menjelaskan bahwa luasnya area penanaman dan sulitnya medan membuat proses pencarian menjadi kompleks. Tim terpaksa di bagi menjadi beberapa kelompok untuk menyisir seluruh area secara efektif.

“Tanaman ganja ini tersebar di berbagai titik yang cukup jauh jaraknya. Sehingga kami harus melakukan pencarian secara intensif di setiap lokasi,” ungkapnya.

Polisi juga menemukan sejumlah kecil ganja kering yang diduga merupakan sisa panen dari para pelaku. Namun, jumlahnya jauh lebih sedikit di bandingkan dengan temuan sebelumnya, yang mengindikasikan adanya lokasi pengeringan khusus.

"Kini barang bukti yang berhasil di amankan telah di bawa ke Mapolres Lumajang untuk di lakukan penyelidikan lebih lanjut,"ucapnya.

Polisi menegaskan bahwa operasi pemberantasan tanaman narkotika di wilayah tersebut akan terus di lakukan. Sampai tidak ada lagi ladang ganja yang tersisa.

"Kami akan terus melanjutkan proses penyisiran, sampai benar - benar bersih, dan dipastikan tidak ada tanaman ganja yang tersisa," tandasnya.

Editor : Arif Ardliyanto