JAKARTA, iNewsProbolinggo.id - Alhabib Hasan Baharun adalah pendiri Pondok Pesantren Dalwa (Darullughah Wadda'wah) di Bangil, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Habib Hasan merupakan kakak kandung Alhabib Qasim Baharun, keduanya adalah putra Sayyidil Walid Alhabib Ahmad Baharun, ulama kharismatik asal Sumenep, Madura.
Dilansir dari laziznukotapasuruan.or.id, suatu hari di tengah keheningan malam, Habib Segaf Baharun (saat ini Rektor Universitas Islam Internasional Dalwa) dibangunkan oleh ayahanda beliau, AlHabib Hasan Baharun.
“Segaf, ikut Abi (ayah), kita jalan-jalan,” ujar Habib Hasan Baharun.
“Pertengahan malam ini kita jalan-jalan?, Ngapain?,” tanya Habib Segaf kepada ayahandanya.
“Kita jalan-jalan, mancing. Ayo ikut aja Abi,” jawab Habib Hasan Baharun.
“Mancing?, mancing apa tengah malam?,” tanya Habib Segaf lagi.
“Kita mancing uang,” tukas Habib Hasan Baharun.
Habib Segaf Baharun bangkit dari ranjang mentaati beliau, namun mimik wajah heran tentunya masih berbekas jelas.
Lalu, Habib Hasan Baharun dan sang anak Habib Segaf keluar dari rumah. Habib Segaf menemani ayahanda beliau jalan-jalan di keheningan malam yang gelap, menuju pasar bangil-Jawa timur.
Di Pasar Bangil nampak jelas sejauh mata memandang di samping beberapa bangunan, fakir miskin tertidur, tukang becak yang letih bekerja malam hingga tertidur lelap, tangan terlipat dijadikan sebagai bantalan kepalanya yang sudah lunglai, terlelap pulas dalam posisi duduk.
Mereka para tukang becak sudah terbiasa tidur demikian saat kantuk lebih dahulu, ketika penantian penumpang tak juga datang. Beberapa pemulung dengan beberapa kantong berisi beragam plastik, besi hasil seharian mengais rezeki dengan setia menemani mereka.
Nampak keringat peluh bagaikan air keruh mengalir di kening para pemulung, letih seharian menentang panasnya matahari dan debu angin malam. Para pengemis renta dengan mata tertutup berusaha mengusir setiap nyamuk yang hinggap.
AlHabib Hasan Baharun Mengeluarkan lembaran lembaran uang Rp5000 keseluruhannya berjumlah 200.000. masing-masing lembaran lima ribuan diselipkan di saku-saku para fakir miskin, tukang becak, pemulung, yang terlelap pulas di setiap sudut penjuru pasar sambil melawan dinginnya angin malam.
Namun, ternyata uang yang dibagikan tidak habis-habis, beliau pun tidak segera pulang, namun masih mencari mereka yang tidur pulas di Pasar Bangil. Akhirnya, uang Rp200 ribu dalam pecahan Rp5000 habis dibagikan. Pada masa itu, uang Rp500 tentunya nilai yang sangat besar.
Keesokan harinya, Habib Hasan Baharun memberikan kabar gembira kepada Habib Segaf Baharun, beliau menceritakan hasil “mancing uang” di Pasar Bangil semalam, ternyata hari itu uang Rp200 ribu digantikan Allah dengan rezeki dari berbagai penjuru. Allah ganti uang Rp200 ribu menjadi Rp20 juta. Uang tersebut oleh Habib Hasan Baharun digukan untuk kebutuhan Pesantren Dalwa dan para santri.
Acara “mancing uang” Habib Hasan Baharun tentunya adalah ketulusan beliau untuk peduli pada mereka yang membutuhkan, dan keteguhan keyakinan beliau pada Ayat Allah:
قال الله تعالى:
{وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا} [الطلاق: ²–³]
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِئَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
[سورة البقرة الآية:²⁶¹]
Semoga Ini menjadi sumber Inspirasi kita semua, tidak ada yang berkurang dari harta yang di Infak-kan "Bal Yazdaad bal yazdadd", akan tetapi ia terus bertambah dan bertambah.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta