PROBOLINGGO, iNewsProbolinggo.id - Pemerintah Republik Indonesia melalui Badan Karantina Indonesia (Barantin) melakukan ekspor tepung porang ke Negara Cina. Diketahui, ekspor 57 ton tepung porang yang dihasilkan PT. Probolinggo Big Power itu merupakan kali pertama dilakukan di tahun 2023.
Kegiatan ekspor itu dilepas langsung oleh Kepala Barantin Sahat Manaor Panggabean, didampingi Kepala Baranti Jatim Cicik Nur Sukarsih, Direktur PT. Probolinggo Big Power Nursiah Amirudin. Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perdagangan dan Perindustrian (DKUPP) Jawa Timur.
Lalu Asisten II Bidang Perekonomian Setda Kabupaten Probolinggo Hasyim Asyari, dan pengusaha impor-ekspor asal China. Pelepasan dilakukan di PT. Probolinggo Big Power, pada Selasa (21/11/2023)
Kepala Barantin Sahat Manaor Penggabean mengatakan, sejatinya ekspor porang ini sudah lama dilakukan terhadap banyak negara. Namun porang yang diekspor, merupakan porang yang masih berbentuk chip atau potongan porang kecil yang sudah dikeringkan.
Dan pada kali ini, merupakan ekspor porang pertama yang sudah berbentuk tepung, apalagi ekspornya ke Negara Tirai Bambu. Mengingat negara tersebut sangat mengedepankan kualitas dan kuantitas dari suatu barang masuk.
"Ini luar biasa, tentu tidak mudah untuk bisa menembus pasar Cina, perlu kita sepakati yang namanya protokol," terangnya.
Ia berharap, ke depan ekspor tidak hanya dilakukan pada tepung porang saja. Melainkan bisa berkembang kepada produk olahan yang berbahan baku porang.
Sementara itu, Direktur PT. Probolinggo Big Power Nursiah Amirudin menjelaskan, untuk mendapatkan porang dengan kualitas yang baik. Pertama pihaknya melakukan pendekatan kepada para petani, meyakinkan petani bahwa tanaman porang memiliki potensi penjualan yang cukup besar.
Setelah itu baru dilakukan pendampingan untuk mengurus lahan, melakukan penanaman. Hingga porang yang dipanen nantinya berkualitas sangat baik.
"Kita selalu support, agar kualitas yang dihasilkan mampu bersaing di pasar internasional," jelasnya.
Nursiah menuturkan, jika harga porang mencapai Rp 3.500 per kilogramnya.
Editor : Ahmad Hilmiddin