"Mau marah tapi memang harus antri, padahal saya ngisinya paling cuman Rp 25 ribu. Tapi harus mengalah dengan pengecer, yang ngisinya bisa sampai Rp 100 ribu. Dan mereka (pengecer) jumlah lebih dari satu orang,"ungkap Doni, Minggu 29/10/2023.
Kekesalannya semakin memuncak, sebut Doni, lantaran ia kerap kali mendapati sejumlah kendaraan roda empat diduga pengecer, yang mengisi BBM Pertalite. Itu karena, kendaraan yang dipakai kerap kali dijumpai di SPBU setempat.
"Ada beberapa mobil sepertinya pengecer, sehari bisa lebih dari satu kali mengisi di SPBU. Kalau memang iya itu pengecer, kasihan yang lainnya apabila sama SPBU tetap dilayani,"keluh pemuda asal Desa Karangbong tersebut.
Doni berharap, pihak SPBU bisa membagi waktu pengisian secara adil, antara tengkulak dan konsumen umum. Itu karena, jumlah BBM yang dibutuhkan berbeda. Yakni BBM untuk kepentingan pribadi, dan pengecer yang dijual kembali.
"Saya harap ada pengawasan ketat dari pemerintah maupun pihak berwajib. Karena aturannya kan informasinya dilarang,"pungkasnya.
Editor : Ahmad Hilmiddin