B. Dalil-dalil dari as-Sunnah yang sahih
Melansir laman Almanhaj disebutkan hadits-hadits yang menunjukkan akan keluarnya Ya’-juj dan Ma’-juj adalah banyak, mencapai derajat mutawatir secara makna, sebagiannya telah disebutkan dan pada kesempatan ini akan kami ungkapkan sebagian dari hadits-hadits tersebut, di antaranya:
1). Diriwayatkan dalam ash-Shahiihain dari Ummu Habibah binti Abi Suf-yan, dari Zainab binti Jahsy Radhiyallahu anhuma, bahwasanya pada suatu hari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam datang kepadanya dengan kaget, beliau berkata:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، وَيْلٌ لِلْعَرَبِ مِنْ شَرٍّ قَدِ اقْتَرَبَ، فُتِحَ الْيَوْمَ مِنْ رَدْمِ يَأْجُوْجَ وَمَأْجُوْجَ مِثْلُ هَذِهِ (وَحَلَّقَ بإِصْبَعِهِ اْلإِبْهَامَ والَّتِي تَلِيْهَا) فَقَالَتْ زَيْنَبُ بِنْتُ جَحْشٍ: فَقُلْتُ: يَا رَسُـوْلَ اللهِ أََنُهْلِكُ وَفِيْنَا الصَّالِحُوْنَ؟ قَالَ: نَعَمْ، إِذَا كَثُرَ الْخَبَثُ.
“Laa ilaaha illallaah, celakalah orang Arab karena kejelekan telah dekat, hari ini dinding penghalang Ya’-juj dan Ma’-juj telah terbuka seperti ini.” (Beliau melingkarkan kedua jarinya; ibu jari dan telunjuknya). Zainab binti Jahsy berkata, “Aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apakah kami akan binasa sementara di antara kami masih ada orang-orang yang shalih?’ Beliau menjawab, ‘Ya, apabila kejelekan merajalela.’”
2). Diriwayatkan dalam hadits an-Nawwas bin Sam’an Radhiyallahu anhu, di dalamnya diungkapkan:
إِذَا أَوْحَى اللهُ إِلَى عِيْسَى: أَنِّيْ قَدْ أَخْرَجْتُ عِبَادًا لِيْ لاَ يَدَانِ لأَحَدٍ بِقِتَالِهمْ، فَحَرِّزْ عِبَادِيْ إِلَى الطُّوْرِ، وَيَبْعَثُ اللهُ يَأْجُوْجَ وَمَأْجُوْجَ وَهُمْ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُوْنَ، فَيَمُرُّ أَوَائِلُهُمْ عَلَى بُحَيْرَةِ طَبْرَيَّةَ، فَيَشْرَبُوْنَ مَـا فِيْهَا، وَيَمُرُّ آخِرُهُمْ فَيَقُوْلُوْنَ: لَقَدْ كَانَ بِهَذِهِ مَرَّةً مَاءٌ، وَيُحْصَرُ نَبِيُّ اللهِ عِيْسَى وَأَصْحَابُهُ، حَتَّى يَكُوْنَ رَأْسُ الثَّوْرِ لأَحَدِهِمْ خَيْرًا مِنْ مِائَةِ دِيْنَارٍ لأَحَدِكُمُ الْيَوْمَ، فَيَرْغَبُ نَبِيُّ اللهِ عِيْسَى وَأَصْحَابُهُ فَيُرْسِلُ اللهُ عَلَيْهِمُ النَّغَفَ فِيْ رِقَابِهِمْ فَيُصْبِحُوْنَ فَرْسَى، كَمَوْتِ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ؛ ثُمَّ يَهْبِطُ نَبِيُّ اللهِ عِيْسَى وَأَصْحَابُهُ إِلَى اْلأَرْضِ فَلاَ يَجِدُوْنَ فِي اْلأَرْضِ مَوْضِعَ شِبْرٍ إِلاَّ مَلأَهُ زَهَمُهُمْ وَنَتْنُهُمْ، فَيَرْغَبُ نَبِيُّ اللهِ عِيْسَى وَأَصْحَابُهُ إِلَى الله، فَيُرْسِلُ اللهُ طَيْرًا كَأَعْنَاقِ الْبُخْتِ فَتَحْمِلُهُمْ فَتَطْرَحُهُمْ حَيْثُ شَاءَ اللهُ.
“Ketika Allah mewahyukan kepada ‘Isa, ‘Sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-hamba-Ku, tidak ada seorang pun dapat mengalahkannya, maka kumpulkanlah hamba-hamba-Ku ke gunung Thur, kemudian Allah mengutus Ya’-juj dan Ma’-juj, mereka datang dari setiap tempat yang tinggi. Maka kelompok pertama dari mereka melewati danau Tha-bariyyah, mereka meminum airnya, lalu orang yang belakangan dari mereka berkata, ‘Di danau ini dulu pernah ada airnya.’ Nabiyullah ‘Isa dan para Sahabatnya dikepung, sehingga pada hari itu kepala seekor sapi lebih berharga daripada seratus dinar milik salah seorang dari kalian. Kemudian Nabiyullah ‘Isa dan para Sahabatnya berdo’a kepada Allah, lalu Allah mengutus ulat-ulat pada leher-leher mereka (Ya’-juj dan Ma’-juj), akhirnya mereka semua mati bagaikan satu jiwa yang mati. Kemudian Nabiyullah ‘Isa dan para Sahabatnya turun (dari gunung) ke bumi, dan ternyata mereka tidak mendapati satu jengkal pun di bumi kecuali penuh dengan bau busuk dan bangkai mereka. Selanjutnya Nabiyullah ‘Isa dengan para Sahabatnya berdo’a kepada Allah, maka Allah mengutus sekelompok burung yang lehernya bagaikan leher unta, lalu burung ter-sebut mengambil dan melemparkan bangkai-bangkai itu ke mana saja sesuai dengan kehendak Allah.”
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta