Remaja 19 tahun itupun, harus belajar banyak soal pembuatan ongkek,dari pertama kali sampai sudah jadi. Bahan apa saja yang harus digunakan, serta kombinasi penataan ongkek.
“Harus diletakkan sesuai urutannya. Karena memiliki simbol dan arti tersendiri. Termasuk penggunaan bunga senikir yang orang pikir tidak harum ini,” ujar Agus.
Dalam ongkek, bunga yang dipakai memang hanya senikir saja. Bukan jenis bunga yang harum atau lazim dipakai, untuk pelengkap persembahan.
“Senikir itu memiliki makna senenge pikir. Artinya, ongkek ini diharapkan bisa menjadi penyenang pikiran leluhur kami yang menerimanya di sana,” tandasnya.
Sekadar informasi, usai dibuat, ongkek akan dibawa ke Pura Luhur Poten di Lautan Pasir Gunung Bromo. Kemudian didoakan oleh tokoh agama dan sesepuh Tengger, dan setelahnya dilarung ke kawah Gunung Bromo.
Editor : Ahmad Hilmiddin