Sementara itu, Kepala Puskesmas Krejengan, drg. Siti Maisaroh mengatakan, kegiatan edukasi tersebut sangat penting sekali bagi ibu dan anak dengan narasumber dari IBI dan PERSAGI.
"Dari IBI kami harapkan bisa mengedukasi ibu hamil untuk lebih protektif lagi terkait gizi dan apa saja yang perlu dilakukan untuk menghidari terjadinya kasus BBLR atau bayi yang berat badan lahir rendah", ungkapnya.
Ia menambahkan, untuk narasumber dari PERSAGI diharapkan bisa fokus terhadap balita, terutama cara ibu dalam pemberian ASI eksklusif. Pasalnya saat ini, banyak ibu - ibu tergiur dengan Susu formula.
"Jadi harapan kami, pemberian sufor atau PMT itu sudah di stop jadi full ASI eksklusif dan setelah 6 bulan, banyak juga kasus balita yang susah makan. Itu karena sudah dikenalkan dengan snack jadi dengan adanya ilmu yang diberikan dari PERSAGI, gizi yang masuk kedalam balita itu bisa seimbang", ucap Kapus Krejengan.
Pihaknya menghadirkan sekitar 110 ibu dan anak, yang ada disekitar Puskesmas Krejengan, terdiri dari 6 desa terdekat. Mengingat ibu hamil tersebut memiliki resiko yang tinggi, selain perjalanan yang lumayan jauh serta suhu cuaca yang panas.
Editor : Ahmad Hilmiddin