PROBOLINGGO,iNewsprobolinggo.id - Insomnia adalah gangguan yang menyebabkan penderitanya sulit tidur atau tidak cukup tidur meski terdapat cukup waktu untuk melakukannya. Gangguan ini bisa berdampak pada aktivitas penderita keesokan harinya.
Waktu tidur yang ideal dan kualitas tidur yang baik sangat berpengaruh terhadap kesehatan tubuh dan kualitas hidup seseorang. Secara umum, waktu tidur yang ideal bagi orang dewasa adalah 7–8 jam setiap malamnya.
Gangguan tidur berupa insomnia dapat menyebabkan penderitanya sulit tidur atau hanya tidur dalam waktu yang sebentar. Kondisi ini bisa disebabkan oleh kebiasaan yang dilakukan sehari-hari atau karena penyakit tertentu.
PENGERTIAN PENYEBAB GEJALA DIAGNOSIS PENGOBATAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI
Pengertian Insomnia
facebook twitter share to email line chat whatsapp
Insomnia adalah gangguan yang menyebabkan penderitanya sulit tidur atau tidak cukup tidur meski terdapat cukup waktu untuk melakukannya. Gangguan ini bisa berdampak pada aktivitas penderita keesokan harinya.
Waktu tidur yang ideal dan kualitas tidur yang baik sangat berpengaruh terhadap kesehatan tubuh dan kualitas hidup seseorang. Secara umum, waktu tidur yang ideal bagi orang dewasa adalah 7–8 jam setiap malamnya.
Gangguan tidur berupa insomnia dapat menyebabkan penderitanya sulit tidur atau hanya tidur dalam waktu yang sebentar. Kondisi ini bisa disebabkan oleh kebiasaan yang dilakukan sehari-hari atau karena penyakit tertentu.
Jenis Insomnia
Insomnia terbagi menjadi dua jenis, yaitu insomnia primer dan insomnia sekunder. Insomnia primer adalah gangguan tidur yang tidak terkait dengan penyakit atau kondisi medis lain. Sementara itu, insomnia sekunder adalah gangguan tidur yang terjadi akibat gangguan kesehatan, seperti:
Refluks asam lambung (GERD)
Asma
Depresi
Kanker
Radang sendi
Insomnia dapat berlangsung dalam waktu singkat (akut) atau jangka panjang (kronis). Insomnia akut terjadi secara mendadak dan dapat berlangsung dari hanya 1 malam sampai beberapa minggu.
Sementara itu, insomnia kronis terjadi setidaknya 3 malam dalam 1 minggu dan berlangsung selama 3 bulan atau lebih.
Bagi kita insomnia hal yang lumrah terjadi, apalagi bagi mereka pekerja dalam tekanan dan sampai larut malam. Namun menurut dr. Rimawati Tedjasukmana, Sp.S, RPSGT sebagai Dokter Spesialis Saraf,tidur sangat berpengaruh pada kesehatan secara menyeluruh.
Jika kurang tidur atau insomnia ada dampak tidak bisa disepelekan mulai dari gangguan ingatan, penyakit jantung, depresi, gangguan sistem kekebalan tubuh (imunitas), diabetes, obesitas dan sebagainya.
"Jadi kalau tidurnya tidak berkualitas atau tidak bisa tidur bisa cemas, depresi bisa jadi pelupa karena ada berhubungan dengan memori. Jangka panjangnya bisa terganggu imunitasnya, gampang sakit bisa menyebabkan kanker karena berkaitan dengan imunitas," ungkap dr Rimawati.
"Penyakit jantung berhubungan sekali dengan tidur. Diabetes dan obesitas juga berhubungan sekali orang yang kurang tidur. Sebab cenderung akan lebih banyak makan (saat malam hari), kita biasanya begadang dan jadi lapar karena kekurangan tidur," jelasnya.
Jika melansir dari Healthline, insomnia umum juga disebut gangguan tidur, yang bisa dikenali dengan gejala -gejala sebagai berikut, mulai dari bangun terlalu pagi dan menemukan diri Anda tidak dapat tertidur kembali. Menghabiskan banyak malam berbaring terjaga, khawatir tidak akan tertidur.
Kemudian, pola konsisten dari tidur yang terganggu atau rusak tidak menyegarkan Anda, dan kesulitan tidur setelah tidur di malam hari. Dengan demikian, kita harus memahami apa dampak dari insomnia bagi kesehatan.
Perlu dipahami, ada dua jenis insomnia yaitu primer dan sekunder. Insomnia primer merupakan kondisi masalah tidur yang tidak terkait dengan kondisi atau masalah kesehatan lainnya. Sementara insomnia sekunder, berarti Anda mengalami kesulitan tidur karena kondisi kesehatan (seperti asma, depresi, radang sendi, kanker atau sakit maag), obat atau penggunaan zat (seperti alkohol).
Apabila memiliki masalah tidur seperti insomnia disarankan berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan tentang riwayat kesehatan dan riwayat tidur Anda.
"Mereka mungkin meminta untuk membuat buku harian tidur selama satu atau dua minggu, melacak pola tidur Anda dan bagaimana perasaan sepanjang hari. Mereka mungkin berbicara dengan pasangan tidur tentang seberapa banyak dan seberapa baik Anda tidur, atau juga bisa menjalani tes khusus di pusat tidur," keterangan dalam WebMD.
Editor : Ahmad Hilmiddin