Kitab-kitab yang memuat ajaran Tantrayana banyak sekali antara lain : Maha Nirwana Tantra, Kularnawa Tantra, Tantra Bidhana, Yoginirdaya Tantra, Tantra sara.
Tantrayana berkembang luas sampai ke Cina, Tibet, dan Indonesia. Dari Tantrisme munculah suatu faham “Bhirawa” atau “Bhairawa” yang artinya hebat.
Diuraikannya, wujud Bhairawa bisa seperti lmu leak yang ada di Bali. Ini digolongkan ilmu aliran kiri yang berkonotasi buruk atau dikenal dengan ilmu Aji Wegig atau sifat mengganggu orang lain, sehingga ilmu tersebut juga dikenal dengan Ngiwa (berasal dari kiwa) yang artinya ngiwa.
"Leak merupakan tingkatan ilmu olah spiritual tingkat tinggi, dan sekarang tergantung orang yang mempelajari ilmu tersebut, mempelajari untuk kebaikan dan melesatrikan budaya serta warisan leluhur, atau digunakan untuk kejahatan seperti mengganggu dan menyakiti orang lain," ungkapnya.
Selama ini pemahaman masyarakat sudah melekat bahwa ilmu leak tersebut adalah ilmu yang bersifat jahat dan desti tingkat tinggi yang membahayakan. Kisah tentang Leak yang terkenal yakni Calonarang.
Kisah Calonarang populer dalam cerita rakyat Bali. Peristiwanya saat kerajaan Daha di Jawa pada masa pemerintahan Airlangga.
Hidup seorang janda sakti mandraguna di Desa Girah bernama Dayu Datu dijuluki Rondo Naten Girah dan dikenal dengan nama Calonarang. Calonarang menuliskan semua ilmunya dalam sebuah kitab, tetapi akhirnya mampu dikalahkan oleh Mpu Bharadah.
Ia berhasil mengamankan kitab tersebut agar tidak menyebar luas di masyarakat, namun sejumlah pengikutnya yang masih hidup melarikan diri ke Bali. Murid-murid Calonarang menulis beberapa kitab ilmu Leak, sehingga di Bali dikenal beberapa kitab dalam bentuk lontar pengleakan.
Sumber: wikpedia dan diolah dari berbagai sumber
Editor : Sazili Mustofa