PROBOLINGGO, iNews.id - Pemkab Probolinggo menggelar festival pawai budaya pada Sabtu (20/8/2022), sekitar pukul 08.00 WIB. Sebanyak 49 peserta pawai dengan konsep berbeda mengikuti acara tersebut. Mereka diberangkatkan dari depan Kantor Palang Merah Indonesia (PMI) setempat, dan finish di Sasana Krida Kota Kraksaan.
Secara bergantian para peserta memulai start. Mereka akan berjalan sekitar 2,5 kilometer untuk menampilkan karya terbaiknya kepada para juri dan ribuan penonto yang berada disepanjang jalan tersebut.
Plt. Bupati Probolinggo, Timbul Prihanjoko mengatakan kalau pawai budaya itu dilakukan untuk mengembalikan relaksasi para warga yang sebelumnya tidak bisa menyambut secara meriah peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke 77 Republik Indonesia (RI) karena faktor pandemi.
"Para peserta banyak yang memakai pakaian adat dari seluruh Nusantara. Termasuk saya memakai pakaian adat dari Gorontalo," katanya pada awak media.
Timbul menilai kalau antusias masyarakat pada pawai budaya ini sangat tinggi. Terbukti dari penonton yang banyak, dan pesertanya yang juga dari berbagai instansi turut mengikuti acara tersebut.
Disamping itu, Elmira Madhita Zahra salah seorang peserta mengaku senang saat mengikuti acara pawai tersebut. Ia mengatakan kalau momen pawai seperti itu, belum tentu bisa diadakan kembali. Dan belum tentu juga dirinya bisa mengikuti lagi.
"Saat ini saya dan teman-teman memakai konsep semangat juang. Semangat para pejuang yang tidak gampang menyerah, berani mati di medan peperangan," papar kontingen asal MTsN 1 Probolinggo itu.
Karenanya, beberapa temannya memakai pakaian para pejuang yang semangat juangnya tidak diragukan. Seperti Bisma yang agung, dan para prajuritnya. Dimana sosoknya pada saat membela kerajaannya, mereka rela mati. Sehingga hal itu dapat menjadi contoh bagi generasi muda sepertinya.
"Beban di pundak saya ini beratnya 20 kilogram. Tapi saya bawanya terasa enteng karena saking semangatnya mengikuti acara ini," akunya.
Ia berharap generasi muda dapat mempunyai semangat juang, sehingga dapat menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Editor : Ahmad Hilmiddin