MAKKAH, iNews.id - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas memberikan sejumlah catatan perbaikan atau evaluasi terkait penyelenggaraan ibadah haji 1443 H/2022 M. Catatan tersebut disampaikan ke Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq F Al-Rabiah.
Kepastian kuota haji Indonesia yang diumumkan pada pertengahan April 2022. Pemberangkatan jamaah haji Indonesia mulai pada 4 Juni 2022. Waktu persiapan yang terbatas, dalam layanan haji tetap dilakukan dengan maksimal.
"Dengan dua bulan waktu persiapan, apa yang dilakukan petugas sudah sangat maksimal dalam melayani jamaah haji,"kata Menag Yaqut dikutip dalam keterangan resminya, Kamis, (14/7/2022).
Waktu persiapan yang sangat pendek itu, lanjut Menag, para petugas mampu menyiapkan sejumlah peningkatan layanan. Misalnya, katering yang semula hanya dua kali, tahun ini diberikan tiga kali makan.
Hotel di Madinah tetap bisa di kawasan markaziyah dengan kualitas minimal setaraf hotel bintang tiga, demikian juga di Makkah. Layanan bus shalawat juga berjalan 24 jam melayani jamaah dari hotel ke Masjidil Haram, pergi pulang.
Menag mengaku masih ada ruang untuk melakukan peningkatan layanan. Antara lain perumusan mitigasi setiap potensi persoalan, terutama di Arafah dan Mina, secara lebih detail dan operasional.
"Tahun ini tidak ada isu listrik di Arafah, tapi ada peristiwa listrik padam di terowongan Mina. Alhamdulillah, tidak ada korban," kata Menag.
Menag mengaku masih ada ruang untuk melakukan peningkatan layanan. Antara lain perumusan mitigasi setiap potensi persoalan, terutama di Arafah dan Mina, secara lebih detail dan operasional.
"Tahun ini tidak ada isu listrik di Arafah, tapi ada peristiwa listrik padam di terowongan Mina. Alhamdulillah, tidak ada korban," kata Menag.
Perbaikan lainnya pada aspek pembimbing ibadah. Pembimbing ibadah harus menguasai ilmu fikih haji secara mumpuni. "Ini akan kita dorong melalui program sertifikasi pembimbing ibadah haji,"ujar dia.
"Kita juga akan memperbanyak pembimbing ibadah haji perempuan, karena mayoritas jamaah Indonesia adalah perempuan," katanya.
Terkait tenda di Mina, Menag menjelaskan bahwa penentuan lokasinya ditetapkan oleh Lajnatul Ulya Lil Hajj. Lembaga ini diketuai oleh Menteri Dalam Negeri Arab Saudi.
Setelah ditetapkan, lalu dibuatkan peta lokasi, baru diserahkan ke Menteri Haji Arab Saudi untuk dibagikan kepada Syarikah selaku pelaksana masing-masing negara.
Ada enam Syarikah, yaitu: Syarikah Asia Tenggara, Syarikah Asia Selatan, Syarikah Afrika, Syarikah Arab, Syarikah Eropa, dan Syarikah Iran. Indonesia tergabung dalam Syarikah Asia Tenggara.
"Masing-masing Syarikah itulah yang mempersiapkan layanan kepada jamaah haji selama di Mina, termasuk juga saat di Arafah,"tutur Menag.
Menag menyampaikan, pihaknya pada 11 Juli 2022 telah menggelar rapat evaluasi dengan delegasi Amirul Hajj, membahas evaluasi penyelenggaraan puncak haji Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Rapat berlangsung di Kantor Daerah Kerja Makkah.
Rapat evaluasi ini merumuskan sejumlah catatan perbaikan, antara lain:
1. Pemeriksaan kesehatan untuk mendeteksi jamaah risiko tinggi sebelum berangkat
2. Optimalisasi fungsi televisi hotel dan sosial media untuk sosialisasi
3. Pembinaan penyusunan program KBIH
4. Penyiapan naskah khutbah wukuf di tenda jamaah
5. Mengefektifkan koordinasi petugas haji Indonesia dengan petugas maktab;
6. Posko haji khusus di hotel terdekat Masjidil Haram dan Nabawi
7. Desain baju petugas ditambah identitas negara Indonesia berbahasa Arab
8. Memperbanyak toilet wanita di Arafah dan Mina
9. Penguatan manasik haji di Tanah Air
10. Penyiapan kursi roda dan mobil golf untuk evakuasi jemaah sakit di Mina
11. Peningkatan kualitas Pembimbing Ibadah Haji (TPIHI) dengan penguasaan Fiqih haji yang baik
12. Petugas Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (P3JH) diisi orang dengan pengetahuan medis dan fisik kuat.
Semua catatan evaluasi ini sudah disampaikan kepada Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq F Al-Rabiah. Biaya masyair yang terlalu tinggi juga telah disampaikan ke Menteri Haji Saudi.
“Kami berdua sepakat untuk meningkatkan kualitas layanan haji yang tahun ini sudah berjalan baik dan akan terus memperbaiki sejumlah kekurangan yang ada,” tutur Menag.
“Menteri Haji Arab Saudi komitmen untuk merespon masukan kita dan karenanya perlu pembicaraan lebih awal terkait dengan ibadah haji tahun depan,”ujarnya.
Kementerian Agama RI dan Menteri Urusan Haji dan Umrah Arab Saudi akan membentuk tim bersama yang akan melakukan evaluasi menyeluruh untuk perbaikan pelaksanaan haji selanjutnya.
Editor : Ahmad Hilmiddin