Gubernur Khofifah: Sekolah Rakyat Jadi Jalan Memutus Rantai Kemiskinan

Raphel Azizah
Gubernur Khofifah bersama Walikota Probolinggo saat mengunjungi sekolah rakyat (FOTO: Raphel/iNewsProbolinggo.id)

PROBOLINGGO, iNewsProbolinggo.id - Suasana penuh semangat tampak mewarnai hari pertama pelaksanaan Sekolah Rakyat (SR) di Jawa Timur, Senin (14/7/2025). Anak-anak dari keluarga prasejahtera datang dengan perlengkapan pribadi untuk tinggal di asrama, lengkap dengan sarung dan kopiah bagi siswa laki-laki. Program pendidikan berasrama ini resmi digelar di 19 lokasi berbeda di Jatim.

Di Kota Probolinggo, Muhammad Riyan, siswa kelas 1 SMP, menyampaikan kegembiraannya saat memulai hari pertama. “Saya senang bisa sekolah gratis dan dapat teman baru. Kalau kangen orang tua, mereka bisa menjenguk,” ujarnya di Rusunawa PPI Mayangan, lokasi pelaksanaan SR di kota tersebut.

Kegembiraan serupa dirasakan oleh para orang tua. Sugiarti, seorang ibu rumah tangga yang tinggal di pelosok Probolinggo, mengaku berjalan kaki sejauh tiga kilometer demi mengantarkan anaknya ke sekolah. Dengan penghasilan keluarga yang tak menentu dari pekerjaan suaminya sebagai buruh tani, ia merasa sangat terbantu dengan hadirnya program ini.

“Awalnya saya takut tak sanggup menyekolahkan anak. Tapi sekarang semua gratis. Saya sangat bersyukur,” kata Sugiarti.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, hadir langsung di Kota Probolinggo untuk menyapa siswa dan orang tua. Ia menyampaikan optimisme bahwa program ini bisa menjadi solusi konkret untuk memutus siklus kemiskinan antar generasi.

“Pendidikan adalah kunci utama untuk keluar dari kemiskinan. Sekolah Rakyat adalah bukti nyata bahwa negara hadir untuk memastikan pendidikan berkualitas menjangkau semua lapisan masyarakat,” tegas Khofifah.

Ia juga menekankan pentingnya pendidikan karakter yang diperkuat melalui sistem asrama. Setiap siswa dibimbing oleh wali asrama dan wali asuh agar pembinaan kepribadian dan keagamaan lebih terarah. Namun, ia juga mengakui bahwa masih ada sarana prasarana yang perlu ditingkatkan.

SR di Jawa Timur dijalankan secara bertahap melalui tiga kloter. Kloter pertama dimulai hari ini dan menampung 1.183 siswa. Kloter 1B akan menyusul pada 19 Juli 2025, dan kloter 1C pada September mendatang.

Dari Ambulans hingga Motor Tua, Semua Demi Sekolah

Di Kabupaten Jombang, kisah menyentuh datang dari keluarga Samsul dan Ani. Keduanya datang bersama dua anak mereka dengan menumpang ambulans desa menuju lokasi SR di Kecamatan Mojoagung. Anak sulung mereka, Nisa, yang sempat putus sekolah, kini bisa kembali belajar.

“Semua gratis, alhamdulillah,” ucap Ani, sembari membetulkan jilbab anaknya.

Kisah lain datang dari Rini, ibu tunggal dari Wonosalam, yang mengantar anaknya Sherly ke sekolah dengan motor tua. Mereka berangkat sejak subuh demi masa depan yang lebih cerah.

Sementara itu, di Pacitan, Nadjua Tihta Nadia Wardhani (15) tampak penuh semangat mengikuti tes kesehatan di Pendopo Kabupaten Pacitan sebagai bagian dari awal kegiatan SRMA 23. Ia didampingi keluarga yang ingin memastikan anaknya siap menjalani pendidikan berasrama.

Gedung Lama, Semangat Baru

Di Mojokerto, sebanyak 50 siswa SR belajar di Gedung Diklat BKPSDM yang disulap menjadi sekolah. Salah satunya adalah Bintang Kurnia Purnomo Putri (13), yang datang bersama kedua orang tuanya. Mereka berharap Bintang bisa nyaman dan semangat mengikuti pembelajaran di SR.

Program SR Mojokerto terdiri atas dua rombongan belajar dengan komposisi 22 siswa laki-laki dan 28 siswa perempuan dari berbagai kecamatan.

Di Kota Malang, Gedung BPSDM Jatim yang dulunya merupakan Kampus APDN, kini menjadi tempat pelaksanaan SRMA 22. Wajah cerah siswa dan orang tua tampak memenuhi halaman sejak pagi. Salah satu siswa, Widya, mengaku sangat bersyukur atas kesempatan yang diberikan pemerintah.

“Saya berterima kasih karena bisa lanjut sekolah dengan fasilitas lengkap,” kata siswi lulusan SMPN 6 Malang itu.

Rahmah Dwi Nor Wita Imtikhanah, Kepala SRMA 22 Malang, menyebutkan sebanyak 75 siswa dibagi dalam tiga rombongan belajar. Siswa akan mengikuti berbagai program, mulai dari orientasi akademik, pelatihan kepemimpinan, hingga kegiatan budaya dan olahraga.

Kehidupan di asrama pun diatur ketat. Bangun pagi maksimal pukul 04.30, jam malam pukul 21.00, dan tidak diperkenankan membawa alat elektronik tanpa izin. Disiplin, tanggung jawab, dan kebersamaan menjadi nilai utama yang ditanamkan sejak awal.

Editor : Arif Ardliyanto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network