Meskipun demikian, Nadya tidak menyerah. Dia terus berusaha menjadi mahasiswa yang kompeten meskipun dengan segala keterbatasan. Dia memaksimalkan pemahaman dengan belajar mandiri di rumah setiap hari karena kesulitan memahami materi di kelas.
Semangat dan ambisi Nadya membawanya berkembang menjadi sosok yang percaya diri. Selain akademik, dia juga aktif dalam kegiatan non-akademik seperti mengikuti perlombaan. Dia pernah mengikuti Pagelaran Mahasiswa Nasional Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (Gemastik) Karya Tulis Ilmiah dua kali dengan mengusung rancangan aplikasi tunarungu.
Nadya juga giat mengikuti program magang di dalam dan di luar kampus, seperti Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia (KMMI) 2021-Short Course Pemetaan Sosial dan magang mandiri di PDAM Surya Sembada Kota Surabaya.
Di balik semua itu, ada doa dan dukungan dari orang-orang terdekatnya. Dia merasa bersyukur atas dukungan ibunya yang selalu mendorongnya untuk terus maju.
Nadya berharap kisahnya dapat menginspirasi orang lain yang sedang mengejar mimpi mereka, bahwa keterbatasan hanya awal dari perjalanan, dan mereka harus terus melangkah untuk meraih cita-cita pendidikan.
Pada acara wisuda, Nadya juga menyampaikan pesan dan kesan wisudawan di hadapan semua hadirin. Dia mengakui bahwa kuliah di ITS bukanlah hal yang mudah bagi penyandang disabilitas, tetapi dukungan dari dosen dan teman-temannya membawanya terus maju menuju impian.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait