PROBOLINGGO, iNewsProbolinggo.id - HM (18) warga Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo yang menjadi korban kekerasan seksual oleh guru ngajinya saat ini masih mengalami trauma. Bahkan hingga saat ini pendampingan untuk mengurangi trauma terus dilakukan.
Hal itu diungkap Konselor Unit Perlindungan Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Perempuan Anak (PPA) Kabupaten Probolinggo Ranti Sagita, pada saat pres rilis kasus dugaan pencabulan guru ngaji terhadap santrinya, Kamis (22/2/2024).
Pada kesempatan itu, Sagita menjelaskan, jika pihaknya sudah beberapa upaya, mulai dari pendampingan psikologi, asesmen trauma, dan konseling psikologis untuk mengobati trauma korban.
"Kami melakukan pengurangan dan pencegahan trauma yang berkelanjutan terhadap korban," terangnya.
Ranti menegaskan, bahwa pendampingan itu akan dilakukan secara terus menerus hingga korban sudah pulih kembali. Baik pra persidangan hingga selesai persidangan. Bahkan jika diperlukan, pihaknya siap memberikan terapi psikologis kepada korban.
"Saat ini kami masih koordinasi dengan pihak sekolah supaya korban bisa melanjutkan, mengingat saat ini sudah kelas tiga dan mau ujian," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Seorang siswi yang duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) mendatangi Polres Probolinggo, pada Jum'at (16/2/2024) siang. Kedatangannya itu guna melaporkan guru ngajinya yang telah tega menghamilinya.
Siswi berinisial HM, (18) warga Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo itu datang bersama orang tua dan keluarga itu langsung ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Probolinggo.
Editor : Ahmad Hilmiddin
Artikel Terkait